SOLOPOS.COM - Kepala Gudang Badan Urusan Logistik atau Bulog, Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, Febru Jatmiko, saat menunjukkan kemasan lima kilogram beras, Senin (18/7/2022). (Solopos.com/ Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO – Ketahanan pangan menjadi fokus masyarakat dunia sejak pandemi Covid-19 melanda. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno memastikan ketersediaan stok beras di Sukoharjo aman bahkan surplus.

“Kalau dari DPP di Sukoharjo memastikan bahwa stok beras di Sukoharjo itu aman, dengan satu analisis kenaikan produksi kita 2021 dibanding tahun 2020 itu ada kenaikan sebesar 7.272 ton. Nah di 2022 ini saya memastikan untuk angka produksi kita juga akan naik,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (18/7/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Analisis tersebut, kata Bagas, berdasarkan luasan lahan pertanian berkonsep indeks pertanian atau IP 400 yang kian bertambah. Sebelumnya lahan pertanian IP 400 hanya seluas 2.088 hektare (ha) di Sukoharjo, saat ini menjadi 10.000 hektare.

“Kalau kita asumsikan rata-rata gabah kering panen berkisar 8 ton/ha. Maka di 2022 akan ada penambahan [gabah kering panen] 60.000-70.000 ton se-Kabupaten Sukoharjo. Angka konsumsi kita masih jauh dari itu. Sehingga dari dulu memang kita surplus dan bisa menyuplai kebutuhan daerah di tempat lain,” kata Bagas.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo, Iwan Setyono, mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan distribusi dan ketersediaan beras di Kabupaten Jamu.

Baca juga: Tenang, Stok Beras di Karanganyar Melimpah Hingga Lebaran

“Disdagkop memantau dari ketersediaan [beras] di pasar, bulog dan pusat perbelanjaan. Sampai saat ini [stok beras] masih aman. Harga beras terpantau aman karena stoknya ada,” katanya saat dihubungi.

Terpisah, Kepala Gudang Badan Urusan Logistik atau Bulog, Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, Febru Jatmiko, menyebut hingga saat ini stok beras di gudangnya telah melebihi target.

“Kami sudah melebihi target, pada 2022 targetnya 2.150 ton, alhamdulilah sudah melampaui. Stok [beras] kami 2022 pengadaan sampai hari kemarin Selasa (17/7/2022) sebanyak 2.290,9 ton,” katanya saat ditemui di kantornya.

Febru  menyebut pihaknya juga memiliki mitra pengadaan beras yang berasal dari Sragen, Klaten Purwodadi, Semarang, dan juga Demak. Pengadaan tersebut harus sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan kualitas, baru diperbolehkan masuk gudang.

“Kalau Solo tidak ada, karena Solo bagian kota tidak ada penggilingan [beras] ya jadi adanya Sukoharjo, kalau Sukoharjo ada,” jelasnya.

Baca juga: Dishapan: Jateng Tidak Perlu Impor Beras, Beneran Nih?

Selama tahun 2022 pihaknya memiliki tugas dengan program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) ritel. Dia mendistribusikan 50 kilogram beras yang dikemas dalam kemasan lima kilo ke ritel-ritel.

Beras tersebut dikemas dalam karung bergambar padi dan bertuliskan Beras Medium, dilengkapi dengan label harga eceran tertinggi yang berada di sisi kanan atas. Sementara bagi konsumen atau mitra juga bisa membeli langsung ke gudang Bulog.

“Mungkin untuk masyarakat yang butuh langsung beras medium itu bisa langsung ke gudang dengan harga Rp8.300/kilogram kemasan lima kilogram. Mungkin kalangan menengah ke bawah saat ini memang butuh sekali,” kata dia.

Dia juga menyebut Sukoharjo yang memiliki lahan pertanian yang terbilang cukup luas juga menjadi nilai tambah, mengingat target setiap tahunnya selalu terpenuhi karena capaian panen tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya