SOLOPOS.COM - Amangkurat I. (Youtube/AmangkuratI Mataram)

Solopos.com, SOLO — Raja Kesultanan Mataram pertama atau Sri Susuhan Amangkurat Akbar atau yang disingkat Amangkurat I terkenal dengan sejumlah aksi yang dianggap kontroversial dan penuh konflik.

Amangkurat I berkuasa dari tahun 1646 hingga 1677. Ia memiliki nama asli Raden Mas Sayidin. Putra dari Sultan Akbar dan Ratu Wetan atau Tumenggung Upasanta itu pernah menjabat Adipati Anom dengan gelar Pengaran Arya Prabu Adi Mataram.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dikutip dari laman STIKI Malang, Selasa (11/1/2022), Amangkurat memiliki dua permaisuri seperti raja-raja Maratam lainnya yakni putri Pangeran Pekik dan putri keluarga Kajoran. Putri Pangeran Pekik yang menjadi Ratu Kulon dikaruniai anak bernama Raden Mas Rahmat yang kelak menjadi Amangkurat II. Sementara putri keluarga Kajoran yang menjadi Ratu Wetan melahirkan putra bernama Raden Mas Drajat yang kemudin menjadi Pakubuwono I.

Baca Juga: Sosok Prabu Siliwangi, Raja yang Bawa Sunda Galuh ke Masa Kejayaan

Amangkurat I yang dikenal dengan aksinya yang keji itu mendapatkan wilayah kekuasaan Mataram yang luas dari ayahnya Sultan Akbar. Dalam memimpin, ia menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat.

Raja pertama Mataram itu juga dikenal zalim karena menyingkirkan tokoh-tokoh senior yang tak sejalan dengannya pandangan politiknya. Seperti Tumenggung Wiraguna dan Tumenggung Danupaya dibunuh saat perjalanan merebut Blambangan pada 1647.

Kerabat muda Amangkurat I, Raden Mas Alit atau Pangeran Danupoyo yang menentang pembunuhan tokoh-tokoh senior juga juga terbunuh saat melakukan pemeberontakan pemerintahan Mataram. Pemberontakan yang juga dilatarbelakangi perpindahan Ibu Kota Mataram ke Plered itu juga mendapatkan perlawanan dari para ulama yang mendukung Raja Mataram. Namun setelah kematian Raden Mas Alit, Amangkurat I justru berbalik menyerang para ulama.

Baca Juga: Makna Pepali yang Jadi Pantangan Warga Banyumasan

Penyerangan itu juga merembet kepada keluarga para ulama. Dai dan keluarganya berjumlah 5.000 orang dikumpulkan di alun-alun untuk dibantai Amangkurat I.

Menghukum Mati Mertua

Sejarah kezalimannya tak berhenti di situ, Raja Mataram Amangkurat I ini juga melakukan aksi keji terhadap anaknya sendiri, Raden Mas Rahmat yang dianggap merebut calon selirnya Rara Oyi.

Raja Mataram I itu menghukum mati mertuanya sendiri Pangeran Pekik yang dituding membantu Mas Rahmat menculik Rara Oyi. Sementara Mas Rahmat mendapatkan ampunan setelah memilih untuk membunuh Rara Oyi di depan ayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya