SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 14 Juli 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Pelayanan tiket masuk peron di Terminal Tirtonadi Solo tak sesuai ketentuan yang tercantum di depan loket. Para penumpang semestinya hanya membayar tiket masuk Rp500/orang, tapi petugas memungut Rp1.000/orang.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Kisruh ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selas (14/7/2015). Kabar lain, Belasan petugas pencatat meteran (cater) listrik di Soloraya dan 30 petugas parkir di Stasiun Balapan, Solo, menggelar aksi menuntut pencairan tunjangan hari raya (THR), Senin (13/7/2015). Petugas cater mendatangi Kantor PT PLN Solo sedangkan puluhan petugas parkir mengadu ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).

Selain itu ada laporan dari penemuan daging ayam nyaris busuk yang dijual di pasar. Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Selasa, 14 Juli 2015, berikut;

PELAYANAN TERMINAL TIRTONADI: Tiket Masuk Peron Dimark-up

Pelayanan tiket masuk peron di Terminal Tirtonadi Solo tak sesuai ketentuan yang tercantum di depan loket. Para penumpang semestinya hanya membayar tiket masuk Rp500/orang, tapi petugas memungut Rp1.000/orang.

Fasilitas lain di terminal yang menjadi percontohan nasional itu juga membikin para pemudik Lebaran 2015 menjadi tidak nyaman. Sebanyak 30 unit pendingin udara portabel di peron sisi barat mati dan fasilitas air bersih di toilet mampat ketika salah satu keran dibuka. Komisi III DPRD Solo mendapati kondisi itu saat inspeksi mendadak (sidak) di Terminal Tirtonadi Solo, Senin (13/7).
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: DPRD Temukan Harga Tiket Peron Dinaikkan, Fasilitas Lain Tak Maksimal, Merasa Terzalimi, Paguyuban Ojek Siapkan Pengacara)

TUNJANGAN HARI RAYA: 700 Petugas Cater Listrik Tuntut THR

Belasan petugas pencatat meteran (cater) listrik di Soloraya dan 30 petugas parkir di Stasiun Balapan, Solo, menggelar aksi menuntut pencairan tunjangan hari raya (THR), Senin (13/7). Petugas cater mendatangi Kantor PT PLN Solo sedangkan puluhan petugas parkir mengadu ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).

Informasi yang dihimpun Espos, sekitar 700 petugas cater PLN di Soloraya belum menerima THR. Belasan perwakilan pekerja cater lalu mendatangi PT PLN Solo untuk bernegosiasi dengan rekanan PLN. Didampingi Komisariat Pekerja PLN Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992, mereka menuntut THR segera dicairkan. Ketua DPD SBSI 1992 Jateng, Suharno, menyebut perusahaan rekanan telah melanggar kesepakatan pembayaran THR yakni maksimal H-7 atau 10 Juli.

“Vendor tak kunjung membayar THR meski sudah mepet Lebaran. Ini namanya mengingkari kesepakatan,” ujar dia kepada Espos seusai pertemuan.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: 700 Cater PLN Soloraya Belum Terima THR, Satu Perusahaan Dilaporkan Belum Bayar THR, Belum Dapat THR, Tukang Parkir Stasiun Balapan Mengadu)

FILM BARU: Berebut Tempat Supaya Lebih Dekat

Platinum Cineplex Hartono Mall dipadati ratusan orang yang hendak menonton film Indonesia yang ditayangkan perdana di bioskop tersebut, Senin (13/7) sore. Beberapa poster pun dipasang. Meski film dimulai pukul 15.00 WIB, mereka sudah mengantre sejak pukul 14.00 WIB.

Suasana kian ramai saat dua artis film Surga yang Tak Dirindukan yaitu Fedi Nuril dan Zaskia Adya Mecca datang. Mereka langsung diserbu penggemar ketika hendak menghadiri jumpa pers dan meet and greet di foodcourt Lantai II Hartono Lifestyle Mall. Ratusan penggemar yang mayoritas perempuan remaja berebutan mendekat.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Pemain Surga yang Tak Dirindukan Datang ke Solo, Film Hadir Lebih Awal)

KESEHATAN MAKANAN: Daging Ayam Nyaris Busuk Dijual di Pasar

Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar menemukan daging ayam tidak layak konsumsi dan daging sapi berkadar air tinggi saat menggelar operasi mendadak (sidak) di Pasar Nglano, Tasikmadu, Senin (13/7).

Mereka memeriksa sejumlah pe dagang daging sapi dan ayam. Hasilnya, satu pedagang menjual daging sapi dengan kadar air tinggi dan tujuh pedagang menjual daging ayam tidak layak konsumsi karena nyaris busuk.

Anggota Staf Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Karanganyar, Fathurahman, menuturkan daging sapi memiliki kadar air tinggi yakni 79%. Namun, mereka belum dapat memastikan apakah daging itu termasuk glonggongan atau bukan. Selain itu, daging ayam tidak layak konsumsi karena sudah berubah warna kebiru-biruan.

“Daging ayam tidak layak konsumsi karena sudah berubah warna jadi gelap. Belum busuk, tetapi nyaris. Kalau besok [Selasa] ya busuk. Kami menyita 2-3 kilogram saja. Kami tidak menyita daging sapi karena daging agak basah itu gelonggong atau habis dipotong lalu dijual,” kata Fathurahman saat dihubungi Espos, Senin.



Dia mengklaim kondisi daging sapi masih segar meskipun kadar air tinggi. Dia langsung memberikan pembinaan kepada pedagang yang kedapatan menjual daging ayam tidak layak konsumsi dan daging sapi berkadar air tinggi. “Pedagangnya bilang tidak akan menjual daging ayamnya. Kalau pedagang daging sapi, kami sarankan betul-betul mengeringkan daging sapi yang akan dijual. Jadi, setelah dipotong itu harus ada proses pelayuan,” ujar dia.

Sementara itu, salah satu pedagang daging ayam, Puji, menuturkan membeli daging ayam dari Surabaya.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Waspada, Daging Busuk dan Glonggongan Marak Beredar, Temuan Daging Busuk Tekan Permintaan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya