SOLOPOS.COM - Ahli dari UGM (memakai helm) saat akan meneliti tentang penyebab ambruknya atap di SD Muhammadiyah Bogor Playen. Rabu (9/11/2022). - Harian Jogja/David Kurniawan

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Aparat kepolisian kini tengah menyelidiki kasus ambruknya atap sekolah di SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Polisi saat ini telah memeriksa sepuluh orang terkait kasus tersebut.

Dalam peristiwa yang terjadi pada Selasa (8/11/2022) itu, satu siswa SD Muhammadiyah Bogor dinyatakan meninggal dunia karena tertimpa atap gedung sekolah yang roboh.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Sepuluh orang yang diperiksa sebagai saksi yakni ada dari pihak sekolah, komite sekolah, hingga rekanan yang mengerjakan pembangunan gedung sekolah.

Kasatreskrim Polres Gunungkidul, AKP Mahardian Dewo Negoro, mengatakan upaya penyelidikan terus dilakukan guna mengetahui secara pasti terkait dengan penyebab ambruknya atap sekolah di SD Muhammadiyah Bogor. Hingga sekarang sudah ada 10 saksi yang diperiksa.

“Ada dari pihak sekolah, komite [sekolah] hingga rekanan yang mengerjakan pembangunan,” kata Mahardian kepada wartawan, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga: Bocah 12 Tahun di Gunungkidul Meninggal Tenggelam saat Mandi di Telaga Gandu

Pihaknya juga mendatangkan tim ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut dia, keterangan dari tim ahli ini diperlukan untuk mengungkap penyebab terjadinya peristiwa ambruknya atap sekolah.

“Sudah datang hari ini dan melakukan pemeriksaan ke lapangan. Sejumlah barang dari lokasi kejadian dibawa untuk kajian,” katanya.

Meski telah memeriksa sejumlah saksi, Mahardian mengaku belum menetapkan tersangka dalam penyelidikan kasus ini. Menurut dia, perkembangan kasus masih menunggu kajian dari tim ahli yang melakukan kajian.

“Belum ada tersangka. Untuk kasusnya juga menunggu perkembangan dari kajian tim ahli. Yang jelas, kami terus melakukan penyelidikan,” katanya.

Baca Juga: Sempat Dirawat di RS, Siswa yang Tertimpa Atap Sekolah di Gunungkidul Meninggal

Dosen Teknik Sipil UGM, Muslikh, mengatakan pihaknya diminta oleh melakukan kajian sebagai tim ahli. Kajian dilakukan untuk mengetahui tentang bangunan termasuk penyebab terjadinya kecelakaan.

“Kami dimita dari kepolisian. Polisi ingin tahu secara teknis , karena kami punya disiplin teknis sipil. Mudah-mudahan apa yang kami kaji bisa memberikan bantuan dalam penyelidikan,” katanya.

Meski demikian, Muslikh belum bisa memaparkan hasil pengamatan secara langsung. Ia berdalih, kepastian penyebab kecelakaan harus melalu kajian ilmiah.

Guna pengungkapan sudah mengumpulkan sejumlah barang bukti untuk mengetahui kualitas dari bangunan yang ada.

Baca Juga: Tak Terima Putusan Hakim, Sidang Kasus Klitih Jogja Diwarnai Kericuhan

“Harus dikaji terlebih dahulu dan tidak bisa hanya dengan pengamatan secara langsung di lapangan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Kasus SD Muh Bogor, Polsek Gunungkidul Periksa 10 Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya