SOLOPOS.COM - Umi Hasanah alias Umi Sepuh, 77, untuk saat ditemui wartawan Sudarso Arief Bakuama di kediamannya di Garut,Jawa Barat, 20 Januari 2022 lalu. (Thayyibah Channel)

Solopos.com, GARUT — Hati Umi Hasanah berbunga-bunga pada tahun 2013 saat mendapatkan kuota untuk menunaikan haji pada tahun 2017.

Perempuan yang kini berusia 77 tahun tersebut adalah salah pengagum Ustaz Yusuf Mansur. Pada tahun itu hampir setiap pekan ia mendengarkan ceramah dai kondang tersebut di televisi swasta nasional.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Salah satu acara yang yang ia gemari adalah Wisata Hati yang diasuh Yusuf Mansur. Dari acara itulah ia mengetahui tentang proyek patungan usaha untuk pembangunan hotel yang diperuntukkan bagi jemaah haji.

Sebagai salah satu muslimah yang sudah mendapat kuota haji, Umi Sepuh, demikian ia biasa disapa, tak ragu untuk mengeluarkan uang untuk ikut investasi hotel yang digalang ustaz idolanya itu.

Baca Juga: Yusuf Mansur: Hotel Siti Sudah Diwakafkan

Pensiunan guru agama tersebut tak berpikir soal bisnis. Saat itu yang terpikir di benaknya hanyalah keinginan menginap di hotel impian saat ia berangkat ke Tanah Suci.

“Tertarik hotelnya, kan mau naik haji, sudah berbunga-bunga (dapat kuota haji). Nanti nginapnya di hotel, tidak di asrama haji,” ujarnya sambil tersenyum saat diwawancarai wartawan Thayyibah.com, Sudarso Arief Bakuama pada 20 Januari 2022.

Sudarso mengizinkan hasil wawancaranya dikutip Solopos.com, Minggu (23/1/2022).

“Sudah dapat kuota. Terus pengin menginap di hotelnya umat Islam. Tahu hotelnya di dekat bandara (Bandara Soekarno Hatta). Jadi pas naik haji pengin nginap karena katanya ada morotal, ada dibangunkan tahajut,” lanjut perempuan dengan delapan anak dan 50 cucu tersebut.

Baca Juga: Yusuf Mansur Sebut Hotel Siti Diwakafkan, Sudarso: Bohong Lagi Dia

Tahun 2017 pun tiba. Impian Umi untuk berhaji kesampaian. Namun pikiran polosnya bahwa akan menginap di hotel yang diperuntukkan bagi jemaah haji itu pun sirna.

Bersama ribuan jemaah lainnya, Umi menginap di asrama haji sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah. “Tapi pas naik haji tahun 2017 nginapnya di Asrama Haji, bukan di hotel,” katanya dengan suara bergetar.

Usianya memang sudah 77 tahun. Saat diwawancari ia duduk di kasur yang menjadi tempatnya beristirahat. Saat diwawancarai ia didampingi tujuh anak perempuannya. Perempuan tersebut tinggal di di Kompleks Pesantren Al Umma, Kampung Langensari, Kota Garut, Jawa Barat.

Di usianya yang mendekati kepala delapan, tak ada niat Umi untuk menuntut Yusuf Mansur seperti dilakukan sebagian investor lainnya.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Ditantang Tunjukkan Akta Wakaf Hotel Siti

Saat ditanyakan apakah akan ikut meminta uangnya kembali, Umi mengatakan hanya berpasrah kepada Tuhan.

“Cuma minta sama Allah aja, ‘klo masih ada rejeki untuk anak keturunan saya.’ Minta aja kepada Allah, Allah nanti yang ngasih. Hanya kepada Allah saya bergantung. Anak saya kan jauh-jauh, Allahu shamad. Kalau memang rezeki, ada rejeki anak-anak saya semoga dikembalikan. Curhatnya kepada Allah dengan doa-doa,” tutupnya.

Umi mengaku uang yang ia investasikan dalam patungan usaha Yusuf Mansur itu ia ambil dari cadangan dana naik haji. Karenanya, ia sangat berharap saat berhaji ia bisa menginap di hotel tersebut.

“Saya ambil Rp10 juta, yang Rp2 juta ditambahi anak keempat saya,” tuturnya polos.

Umi pernah diajak salah satu anaknya mendatangi kantor Yusuf Mansur di Tangerang, Banten beberapa tahun setelah investasi. Namun di kantor tersebut dirinya tidak bertemu dengan dai kondang itu.

Umi juga mengaku pernah mendapat undangan pertemuan para investor hotel di Bandung. Dalam pertemuan itu, para investor mendapat pemberitahuan bahwa hotel yang merupakan patungan usaha umat Islam sudah beroperasi.

“Cuma diberi tahu saja, tidak ada bagi keuntungan,” tuturnya.

Baca Juga: Ini Bukti Yusuf Mansur Kembalikan Dana 2.500 Investor Hotel Siti

Sebelumnya, Ustaz Yusuf Mansur mempersilakan pihak-pihak yang merasa ia rugikan untuk menghubungi timnya atau mendatangi kantornya sembari membawa bukti sertifikat.



Salah satu yang sudah mendapatkan pengembalian investasi adalah Mokhamad Soleh Bakhri, warga Desa Wates, Kecamatan Magersari, Mojokerto, Jawa Timur. Soleh mendapatkan kembali uang yang ditanam sejak 2012 itu setelah menghubungi Ketua Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Muhammad Rofii Mukhlis.

Pria berjuluk Gus Rofii itu menjadi mediator Yusuf Mansur dengan orang-orang yang mengaku sebagai korban investasi yang digalangnya.

Investor lainnya yang mendapatkan pengembalian investasi adalah Mira, warga Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Yusuf Mansur dan timnya mendatangi Mira dan menyerahkan uang senilai Rp16 juta dari investasi senilai Rp12 juta yang ditanam Mira pada 2012.

Kelebihan Rp4 juta tersebut disebut Yusuf Mansur sebagai uang kerahiman dan bukan bunga. Tim Yusuf Mansur mengunggah pertemuan dengan Mira itu di kanal Youtube Daqu Channel, beberapa pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya