SOLOPOS.COM - suasana lomba lato-lato di foodcourt Kimura, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali pada Minggu (15/1/2023). Ada anak-anak dari tiga kabupaten, Semarang, Boyolali, dan Klaten yang mengikuti lomba lato-lato tersebut. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Suara khas lato-lato terdengar seantero Kimura Foodcourt, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali pada Minggu (15/1/2023).

Terlihat puluhan anak-anak bermain lato-lato, mereka adalah peserta lomba lato-lato di Desa Kiringan yang sedang melakukan daftar ulang.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kepala Desa (Kades) Kiringan, Sri Wuryanto, mengungkapkan total ada 90 anak dari tiga kabupaten yang mengikuti lomba lato-lato di desanya. Ia menilai antusiasme pendaftar lomba lato-lato sangat bagus, terbukti dari banyaknya peserta lomba.

“Yang daftar ada 90 anak, pesertanya semua usia SD ke bawah. Ada yang dari Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali sendiri, dan Tulung, Klaten,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi lomba.

Ia mengungkapkan beberapa daerah di Kabupaten Semarang seperti dari Kradenan dan Kaliwungu hadir untuk daftar ulang.

Untuk daerah Boyolali, ada beberapa dari Kiringan, Cepogo, Banyudono, Mojosongo, dan banyak daerah lain.

“Untuk penentuan pemenang, nanti babak penyisihan itu main tiga menit tanpa henti. Kemudian, untuk babak semifinal, main lato-lato lima menit disertai tantangan seperti gerakan dari senam, kemudian, untuk final nanti yang terlama,” ujar dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan hadiah dalam lomba tersebut akan diambil juara I, II, III, dan juara harapan I.

Untuk juara I akan mendapatkan hadiah uang Rp500.000, juara II mendapatkan Rp300.000, dan juara III akan memperoleh Rp200.000. Masing-masing juga akan menerima tropi lomba lato-lato.

“Untuk harapan I nanti akan mendapatkan voucher makan di salah satu UMKM di sini,” jelasnya.

Sri menjelaskan kegiatan tersebut diinisiasi oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Kiringan.

Ia mengungkapkan kegiatan tersebut menjadi usaha Pokdarwis untuk memperkenalkan Desa Kiringan kepada masyarakat luas. Kemudian, bagi UMKM, kegiatan lomba lato-lato tersebut dapat mengurangi angka kemiskinan karena akan banyak orang yang datang ke Kiringan dan membeli produk UMKM mereka.

“Bagi Bumdes, dengan adanya kegiatan ini, maka Omzet Bumdes bisa meningkat karena pengunjung yang berbelanja di Kiringan Mart,” kata dia.

Sementara itu, salah satu peserta asal Desa Ngemplak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Hikaru Kanta, 10, mengungkapkan dia sangat antusias mengikuti lomba lato-lato di Desa Kiringan tersebut.

Ia mengaku belum menemui lomba lato-lato di sekitar tempat tinggalnya, sehingga ia memilih mengikuti lomba lato-lato di Desa Kiringan.

“Kalau yang mendaftarkan bapak saya, saya sudah suka bermain lato-lato mungkin sejak satu bulan yang lalu,” kata dia.

Untuk persiapan lomba, Kanta mengaku telah berlatih secara serius. Ia mengaku bisa bermain lato-lato nonsetop selama 18 menit.

“Saya juga berlatih bermain lato-lato sambil berjalan cepat. Targetnya sih juara I,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya