SOLOPOS.COM - Lomba Lato-lato Kiringan Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Desa (Pemdes) Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, menyelenggarakan lomba lato-lato pada Minggu (15/1/2023).

Lomba lato-lato di Desa Kiringan tersebut memperbolehkan warga luar Kabupaten Boyolali ikut mendaftar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Desa (Kades) Kiringan, Sri Wuryanto, mengungkapkan paling tidak sudah sekitar 50 orang yang mendaftar lomba lato-lato di desanya.

“Itu pun yang mendaftar jauh-jauh. Enggak hanya orang Kiringan, karena tujuan kami mengadakan lomba tersebut untuk mendatangkan orang ke sini,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Kamis (12/1/2023).

Sri membeberkan beberapa warga luar Boyolali, seperti dari Kradenan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang juga ikut mendaftar. Dari Boyolali, terdapat dari Desa Mudal, Banaran, Mojosongo, Winong, dan daerah lain.

Berdasarkan poster lomba, kompetisi lato-lato di Desa Kiringan tersebut memiliki dua kategori yaitu kategori anak SD dan umum.

Kades Sri mengungkapkan biaya pendaftaran Rp10.000 per orang. Hadiah juga disiapkan untuk juara I hingga juara harapan II. Bagi yang berniat mendaftar lomba, terangnya, bisa mendaftarkan diri langsung ke Balai Desa Kiringan atau via WhatsApp ke panitia 082237442014.

“Untuk juara I mendapatkan hadiah Rp500.000, juara II hadiah Rp300.000, juara III hadiah Rp200.000, masing-masing mendapatkan tropi. Juara harapan I dan II nanti dapat hadiah makan gratis di salah satu warung steak di sini,” jelas dia.

Ia menjelaskan lomba akan berlangsung di food court Desa Kiringan, akan disiapkan panggung di sana. Sri mengatakan untuk lato-lato dibawa oleh peserta sendiri.

“Kami adakan di foodcourt nanti kan agar pesertanya bisa jajan di sana, bisa lihat produk-produk UMKM [usaha mikro kecil dan menengah] kami. Yang peserta anak SD, ke sini nanti juga sama orang tuanya, ya bisa jajan,” kata dia.

Terkait babak penyisihan hingga final, Sri menjelaskan babak penyisihan pertama adalah semua peserta diminta untuk bermain selama tiga menit nonsetop.

Bagi peserta yang gagal, maka tidak dapat melanjutkan ke babak semifinal. Di babak semifinal, para peserta akan diminta menampilkan beberapa atraksi sambil bermain lato-lato selama tiga menit.

“Atraksinya yang jelas tidak berbahaya. Nanti mereka diminta bermain sambil berdiri satu kaki, dan lain-lain. Untuk final nanti, ditentukan dari yang main terlama itu yang jadi pemenang,” jelasnya.

Sementara itu, di hari yang sama di Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, juga melaksanakan lomba lato-lato. Akan tetapi, lomba di desa tersebut membatasi hanya warga Kembangkuning.

Panitia lomba lato-lato Desa Kembangkuning, Wartono, mengungkapkan permainan ini akan dilombakan dalam tiga kategori yaitu kelompok maksimal SD, kelompok maksimal SMA, dan umum.

“Untuk pendaftaran bisa datang ke Balai Desa Kembangkuning, atau WhatsApp ke panitia atas nama Bapak Uun Sismiyardi di 082142878141, kemudian saya di 0816678664. Pendaftar khusus warga Kembangkuning saja,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (8/1/2023).

Ia juga mengatakan untuk mendaftar lomba akan dikenai biaya registrasi sebesar Rp5.000 per orang. Wartono mengungkapkan uang pendaftaran tersebut berfungsi untuk memotivasi peserta lomba untuk menang dan mau berlatih sebelum lomba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya