SOLOPOS.COM - Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono (Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Badan Kepegawaian Negara atau BKN menyebut ada seratusan calon pengawai negeri sipil (CPNS) yang mengundurkan diri padahal sudah dinyatakan lulus seleksi pada 2021.

Namun lurah, camat, kepala dinas, dan Wali Kota Solo yang berusia muda bisa menjadi harapan untuk memenuhi tuntutan anak muda di lingkungan birokrasi sebagai aparatur sipil negara (ASN).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Demikian yang disampaikan Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono kepada Solopos.com, Selasa (31/5/2022). Dia mengatakan status PNS masih dipandang baik di Indonesia.

“Namun di Indonesia kemarin mulai ada gejala ada ratusan CPNS yang diterima mengundurkan diri. Ini isu yang menarik mengapa sudah diterima justru mengundurkan diri,” kata dia.

Baca Juga: Banyak yang Mengundurkan Diri, Memang Berapa Gaji CPNS 2022?

Drajat menjelaskan penelitian yang dilakukan oleh Ted Gebler pada 1996 mengambil orang-orang lulusan perguruan tinggi terbaik di Amerika Serikat. Lulusan itu ditanya apakah mau masuk menjadi PNS atau tidak beserta alasannya.

“Dari 100 persen lulusan terbaik dari perguruan tinggi terbaik ternyata sebagian besar 80 sampai 85 persen masuknya ke swasta bukan ke negara. Ted Gebler menyimpulkan Amerika akan mengalami bankrupt of democracy,” ujarnya.

Dia mengatakan alasan Amerika bangkrut demokrasi karena sumber daya manusianya tidak kompetitif. Sedangkan kondisi SDM pemerintahan kalah dengan SDM swasta, antara lain rumah sakit dan asuransi.

Baca Juga: CPNS mengundurkan diri di Wonogiri bertambah

“Pegawai negeri itu tidak kompetitif dan tidak menarik gitu ya terlepas status di Indonesia yang masih baik,” ujarnya.

Drajat mengibaratkan kendaraan pemerintahan tidak lagi bisa dipacu dengan kecepatan tinggi. Padahal anak muda yang mendaftar CPNS berkecepatan tinggi.

“Untuk membuat government supaya bisa kompetitif dengan tuntutan sekarang. Inilah pimpinan-pimpinan yang sudah di pemerintahan perlu bergerak. Mereka adalah lurah, camat, wali kota, kepala dinas,” ungkapnya.

Baca Juga: 149 CPNS Klaten Terima SK, Formasi Dokter Spesialis Tak Terisi

Menurut dia, para lurah, camat, kepala dinas, dan Wali Kota Solo yang masih muda memiliki kemampuan besar meningkatkan kompetensinya untuk adaptif, kolaboratif, dan berakhlak.

Namun, lanjut dia, anak muda memiliki dua tantangan, yakni ragu atau bimbang memutuskan padahal anak muda diharapkan agresif.

“Tantangan kedua anak muda merasa tidak memiliki ekosistem yang mendukung dia. Ekosistem yang tidak mendukung dia biasanya mereka tidak cocok untuk itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Lolos Seleksi, 2 Peserta CPNS Sukoharjo Malah Mengundurkan Diri Gegara Ini

“Ini menurut saya nilai penting bahwa kepala daerah atau pak lurah berusia muda menjadi harapan masyarakat bisa adaptif, bergerak ke depan sesuai perkembangan zaman yang ada,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya