SOLOPOS.COM - Setyo Budi (kanan) penyintas kanker yang sembuh karena konsumsi makanan organik bersama istrinya Arina (kiri) yang juga pemilik Tanasurga Resto, Salatiga. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA–Penyakit kanker menjadi salah satu dari lima penyakit paling mematikan menurut catatan organisasi kesehatan dunia (WHO).

Hal ini karena sampai saat ini belum ada obat yang ampuh untuk mengobati penyakit tersebut.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Pengobatan kanker sendiri selain dengan kemoterapi, ternyata makanan organik menjadi salah satu alternatif yang cukup mujarab untuk pengobatan kanker.

Seperti yang dialami Setyo Budi, penyintas kanker kelenjar getah bening. Saat ditemui Solopos.com di Kafe Tanasurga miliknya, ia bercerita dirinya bisa mengidap penyakit tersebut. Tepatnya pada 2016.

“Awalnya penyakit saya ada di belakang bola mata kanan hampir menuju ke otak,” ungkap dia saat ditemui Solopos.com di restonya Jalan Sidomulyo Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Minggu (18/12/2022).

Baca Juga: 1.500 Bibit Cabai dan 300 Kantong Pupuk Diserbu Pengunjung CFD Boyolali

Diakuinya, penyakit itu diketahui saat Budi masih bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dirinya ditugaskan dibeberapa daerah konflik di Timur Tengah salah satunya negara Sudan.

“Karena di Sudan itu adalah daerah gurun Sahara. Ada namanya musim badai debu. Bisa berjam-jam seperti hujan. Itu bisa masuk ke rumah meskipun ditutup rapat,” jelas dia.

Setelah itu, matanya bengkak dan merah. Setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit di Sudan itu hanya sebatas infeksi mata. Namun, sesampainya di Indonesia Budi melakukan pengobatan di Jakarta. Dari itu diketahui dirinya mengidap penyakit kanker getah bening.

“Ketemu dokter mata di Jakarta ditemukan sebuah kanker yang ganas,” jelas dia.

Baca Juga: Kisah Sukses Eks Buruh Pabrik Bisnis Gazebo di Boyolali, Tembus Pasar Nasional

Setyo Budi menjelaskan karena kanker itu sangat ganas, Budi akhirnya melakukan operasi. Awalnya matanya akan diambil. Namun, saat operasi dokter tidak melakukan itu.

“Dokter berubah pikiran. Mata saya tidak jadi diambil. Hanya saat diambil sampel, ternyata bisa diobati dengan kemoterapi,” jelas dia.

Setelah itu secara rutin Budi melakukan pengobatan selama tujuh bulan.

Dia diberikan masukan salah satu ahli gizi untuk menanam dan makan sayuran organik. Masukan itu dilakukan Budi untuk menanam sayuran organik di pekarangan rumahnya.

Dia makan makanan organik dari sayuran hasil yang ditanam itu. Akhirnya saat melakukan kontrol setiap enam bulan sekali, progresnya semakin baik.

“Dikatakan sembuh Oktober 2021,” jelas dia.

Baca Juga: Sesendok Makanan Dibuang, Gunungan Sampah Bermunculan

Keberhasilan itu membuat Budi akhirnya membuat kafe organik.

Sebagai penyintas, ia memiliki tujuan memberikan semangat penderita kanker bahwa bisa sembuh dengan kemoterapi dan makan makanan organik.

Sebab penyebab penyakit itu adalah pola makan dan gaya hidup.

“Yang datang kesini pada awal itu orang-orang yang punya penyakit. Secara tidak langsung saat mereka datang kesini. Mereka meminta untuk dibuatkan makanan tanpa minyak goreng. Dari situ kita melihat peluang ada market. Akhirnya kami berani membuat resto. Dengan konsep dari kebun ke meja makan,” jelas dia.

Istri Setyo Budi, Arina, mengakui saat ini pengunjung yang datang ke restonya awalnya banyak dari penderita kanker.



Baca Juga: 3 Rekomendasi Tahu Gimbal Semarang, Ada yang Sudah Berjualan Selama 40 Tahun

Mereka itu perlu dukungan secara psikologis dan itu dilakukan oleh suaminya. Beberapa kali rombongan penderita kanker datang ke restonya untuk berbincang dengan Budi.

Namun, tidak hanya orang yang menderita penyakit. Orang yang sehat juga banyak yang datang ke Tanasurga.

Beberapa dari pengunjung kembali datang ke resto Tanasurga mengajak orang tuanya.

“Ada juga anak muda yang mengajak kesini orang tuanya,” ungkap dia.

Baca Juga: Sedapnya Soto Karto Ngali Klaten yang Kaya Rempah, Dijamin Bikin Nagih

Diakuinya karena mengusung resto organik, restonya juga terbuka untuk diskusi, kampanye, dan pameran terkait lingkungan.

Di restorannya sendiri juga menggunakan bahan-bahan yang tidak mencemari lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya