SOLOPOS.COM - Penyusunan homestay di daerah Jawa Barat oleh Koko Wahyudi dan kawan-kawannya di daerah Jawa Barat beberapa waktu lalu. Usaha tersebut berawal dari ketidaksengajaan Koko saat dipersilakan mengambil gazebo secara gratis. (Istimewa/Bambu Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI–Eks buruh pabrik garmen di Boyolali sukses menekuni bisnis pembuatan gazebo dan homestay sejak 2019. Pemasarannya menembus daerah-daerah wisata nasional seperti di Pulau Bali.

Mantan buruh pabrik tersebut adalah Koko Wahyudi, 33, warga Purwogondo, Sampetan, Gladagsari, Boyolali.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat disambangi Solopos.com di rumah produksinya pada Rabu (2/11/2022), dirinya ternyata sedang mengirim barang ke daerah Jawa Barat.

Akhirnya, Solopos.com berbincang dengan istri Yudi, Fitri Widi Hastuti, 29, yang turut serta menjadi saksi bisnis suaminya.

Ia menjelaskan sang suami sedang mengirim 11 unit gazebo ke daerah Subang dan Bogor.

Baca Juga: Menilik Restoran Unik Jawa Klasik di Andong Boyolali, Nasi Bancaan Jadi Andalan

“Sekarang nama usahanya Bambu Boyolali. Masih ingat pembelian pertama itu satu unit ke daerah Sragen. Sekarang kalau sekali ngirim paling tidak tiga unit, itu sudah sampai ke mana-mana. Kebanyakan ke daerah wisata,” jelas Fitri saat berada di rumahnya.

Ia mengatakan saat ini penjualan gazebo dan homestay-nya tak hanya di sekitar lokal Sorolaya, namun telah mencapai daerah Bandung, Subang, Bogor, Pacitan, Nganjuk, Karimunjawa, Tabanan,  Wonosobo, dan banyak daerah lainnya.

Fitri mengingat betul awal suaminya berbisnis pembuatan gazebo dan homestay mulai dari salah satu pabrik di Salatiga yang mempersilakan siapa saja yang mau mengambil gazebo-gazebo tak terpakai di tempat mereka.

Suami Fitri pun mengambil barang tersebut, kemudian dirakit kembali. Muncullah ide dijual lewat Facebook dan akhirnya sukses menjual gazebo dan homestay hingga ke banyak tempat.

Lebih lanjut, Fitri mengatakan untuk gazebo beratap ijuk dan berukuran 3 meter x 3 meter atau 2,5 meter x 2,5 meter dijual harga Rp3 juta. Bahan pembuatan untuk gazebo dan homestay bisa sesuai permintaan pelanggan baik dari bambu atau kayu.

Baca Juga: Rekomendasi Kuliner di Selo Boyolali: Jadah Bakar Keju hingga Kafe Kopi Estetik

“Untuk yang rumah seperti homestay begitu, misal buat camping dengan rata-rata ukurang 3 x 3 meter atau 5 x 5 meter dan modelnya sederhana, itu Rp35 juta, sekalian pemasangan. Harganya tergantung bahan dan tingkat kerumitan,” ujar dia.

Dalam sebulan, ia mengatakan penjualan gazebo dan homestay bisa naik turun. Akan tetapi, tak pernah nol. Rata-rata penjualan gazebo dan homestay bisa mencapai 5 unit hingga 6 unit dalam sebulan.

Untuk bahan baku kayu, Fitri mengatakan sudah ada supplier yang mengirimkan kepadanya dan diolah langsung oleh pegawainya.

Sementara itu, salah satu pegawai, Jarmadi, 45, mengatakan dirinya membutuhkan waktu sekitar lima hari untuk membuat gazebo berukuran 2 x 2 meter hingga 4 x 4 meter.

Baca Juga: Seru! Parade Merapi Merbabu, Ajang Unjuk Gigi Keragaman Seni Budaya Boyolali

“Kalau berukuran selebihnya bisa sampai dua hingga tiga pekan,” cerita dia.

Ia mengatakan ada sekitar 16 pekerja bersama dirinya yang semuanya adalah warga Desa Sampetan.

“Kalau ditanya kesulitan, kadang di bahan baku dan musim penghujan seperti ini agak susah,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya