SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengumumkan status Kota Solo KLB corona, Jumat (14/3/2020). (Solopos-Mariyana Ricky)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, membenarkan Solo menjadi prioritas rapid test atau tes cepat deteksi corona yang akan digelar pemerintah pusat. Tes tersebut merupakan upaya pemerintah dalam skrining massal untuk mengetahui masyarakat yang terjangkit corona.

Skema dan skenario pelaksanaan tes cepat massal corona tersebut tengah disiapkan selagi menunggu alat rapid test dari pemerintah pusat. Sasaran tes cepat adalah orang dalam pemantauan (ODP), sementara seluruh pelaksanaan dalam tanggung jawab pemerintah provinsi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Update! Pasien Positif Corona di Indonesia Jadi 579 Orang, 49 Meninggal

“Siapa yang jadi sasaran rapid test datanya ada di Provinsi. Pelaksanaan kemungkinan dilakukan di RSUD dr. Moewardi yang telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan lini pertama,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (23/3/2020).

Hasil rapid test dapat diketahui lebih cepat. Jika hasilnya positif, pemerintah segera merujuk orang yang bersangkutan ke rumah sakit untuk dirawat. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan sasaran rapid test sangat selektif. Tidak semua warga yang berstatus ODP bisa menjalani tes tersebut.

Soal Urus Jenazah Pasien Corona, Wapres Ma'ruf Amin Minta MUI Bikin Fatwa

Selain itu, hasil rapid test tak bisa menjadi tegakan diagnosa. Mereka yang hasil tesnya negatif belum tentu terbebas dari virus Covid-19. Rapid test disebut sebagai langkah awal sebelum diputuskannya seorang pasien perlu melakukan VCR (Visual Conversion Reaction) atau tidak. Sementara proses VCR membutuhkan waktu 2x24 jam untuk mengetahui hasilnya.

“Sesuai arahan Presiden, tidak semua ODP disasar. Hasilnya juga tidak pasti, banyak false negatif maupun false positif. Kalau hasil rapid test positif, maka harus dilakukan pemeriksaan VCR , yakni swab lendir tenggorokan. Sedangkan kalau negatif belum tentu negatif, tetap harus karantina mandiri karena hasil pasti positif itu bisa baru muncul pada hari ke-7 masa inkubasi,” jelasnya, dijumpai di lokasi yang sama.

Kronologi Warga Sukoharjo Positif Corona, Bermula dari Outbond

Gunakan Sampel Darah

Ning, sapaan akrabnya, mengatakan rapid test bukan memeriksa virus secara langsung, tapi yang diperiksa adalah imunoglobulin atau respons dari manusia. Metode pemeriksaan rapid test adalah mengambil sampel darah, berbeda dengan VCR yang menggunakan swab tenggorokan. Proses rapid test berlangsung lebih cepat dan jauh lebih murah.

“Karena kebijakan rapid test ini sudah diambil oleh pemerintah pusat, ya kita tunggu. Apakah Solo benar menjadi pokok atau perhatian utama rapid test, kita tunggu. Intinya ada pada masyarakat. Jangan hanya sekadar menunggu rapid test tapi enggak mau jaga diri, karantina mandiri tidak mau, social distancing tidak mau, ya virus akan menyebar,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya