SOLOPOS.COM - Sapi jenis metal milik petani di Mojosongo, Boyolali, yang berbobot 1,2 ton. (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, BOYOLALI – Sapi jumbo seberat 1,2 ton milik warga Dusun Semaran, Desa jurug, Mojosongo, Boyolali, Parno, 60, rupanya diperlakukan khusus. Sapi tersebut sering diajak pemiliknya berjalan-jalan dan berjemur.

Sapi tersebut diberi pakan yang bernutrisi dan diberi perlakuan khusus agar tumbuh gemuk dan sehat. Parno mengaku selalu membawa sapinya ke rumah saudaranya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Kementan RI Bikin Kalung Anti-Corona, Apa Fungsinya?

“Sapinya saya ajak jalan-jalan setiap hari biar sehat. Di sana dijemur. Sore dibawa pulang lagi,” ujarnya kepada Solopos.com, Jumat (3/7/2020).

Parno memelihara sapi jumbo di Boyolali itu sejak tiga tahun lalu. Saat itu dia membeli sapi jenis metal itu seharga Rp27 juta dari seorang peternak. Bobot sapi saat ia beli masih 600 kg atau 6 kuintal.

Pesanggrahan Prabu Brawijaya V dan Asale Dusun Majapahit di Sambungmacan Sragen

Menjelang Hari Raya Iduladha ini, dia berniat menjual sapinya dengan harga Rp80 juta. Parno mengatakan sapi jantan itu dalam kondisi sehat dan siap dijadikan hewan kurban.

Parno menggemukkan sapi jumbo itu di kandang di belakang rumahnya di Mojosongo, Boyolali. Setiap hari ia memberi pakan rumput yang memang melimpah di daerahnya.

Pakan

Tak hanya itu, ia juga memberi makan sapinya dengan nutrisi seperti konsentrat dan bahan lain. Setiap hari, ia mengeluarkan biaya rata-rata Rp60.000 untuk pakan bergizi itu.

“Rata-rata sehari Rp60.000 untuk pakannya saja. Saya memang memilih makanan yang berkualitas agar sapi saya ini bisa gemuk,” kata Parno saat ditemui di rumahnya, Jumat (3/7/2020).

Seram! Benda Mirip Jenglot di Mondokan Sragen Bertaring & Kuku Tajam

Biaya perawatan sapi jumbo tu diperoleh petani asal Mojosongo, Boyolali, tersebut dari hasil penjualan susu seekor sapi perah yang ia pelihara bersama sapi metal itu.

“Memang mahal pakannya. Tapi uang buat beli pakan ini dari penjualan susu sapi perah itu,” kata Parno menunjuk sapi perah yang ia maksud.

Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi

Meski biaya pemeliharaan sapi ini mahal, Parno mengaku puas dengan hasilnya dan tahun ini sudah berniat menjual sapi itu.

“Tahun lalu sudah ada yang mau beli, tetapi saya masih ingin sapi ini lebih besar lagi. Sekarang sudah cukup besar sehingga mau saya jual,” imbuh Parno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya