SOLOPOS.COM - Pemandangan di sekitar Gunung Kemukus terlihat dari Jembatan Barong, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Kamis (28/11/2019). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Ritual Kirab Larap Selambu Makam Pangeran Samodro dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam atau 1 Sura digelar sederhana di kompleks Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020).

Biasanya, ritual Kirab Larap Selambu digelar tepat pada 1 Muharram yang tahun ini jatuh pada Kamis (20/8/2020). Namun pada tahun ini, tradisi itu digelar pada H-1 Tahun Baru Hijriyah karena dilaksanakan secara sederhana.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hari Ini Dalam Sejarah: 19 Agustus 1919, Afganistan Merdeka

Demi mencegah terjadinya kerumuman pengunjung, ritual digelar secara tertutup. Saat prosesi kirab dimulai, pintu gerbang ditutup demi mencegah masuknya pengunjung. Tidak ada kegiatan rebutan air jamasan selambu seperti yang biasa digelar pada tahun-tahun sebelumnya.

"Ritual ini memang kami gelar tertutup demi mencegah munculnya kerumunan warga yang bisa menjadi potensi penularan Covid-19. Ritual juga kami gelar lebih sederhana di lingkungan makam. Tidak ada rebutan air jamasan. Kalau ada warga yang berminat [mengambil air jamasan] bisa mendaftarkan diri ke petugas. Rencananya air jamasan dibagikan pada besok [Kamis]," terang Kepala Disparpora Sragen, Yusep Wahyudi, kepada Solopos.com.

Ritual Kirab Selambu Makam Pangeran Samodro menyambut 1 Sura di Sragen tahun ini hanya diikuti separuh dari rombongan prajurit dan juru kunci makam yang biasa hadir dalam tradisi tahunan itu. Pembilasan kain selambu yang biasa digelar di tepi dermaga pada tahun ini dilaksanakan di dekat makam.

Big Hit Ungkap Perkenalkan 3 Grup Debutan dan Album Baru BTS

Sembilan tumpeng yang terdiri atas empat tumpeng besar berikut ayam panggang atau ingkung dan lima tumpeng ukuran kecil juga ikut dikirab. Tumpeng itu selanjutnya dibagikan kepada para tamu undangan.

"Empat tumpeng besar merupakan penggambaran empat arah mata angin. Sementara lima tumpeng kecil merupakan penggambaran lima hari pasaran. Meski terjadi pandemi, kami tidak menghilangkan tradisi kendati digelar cukup sederhana. Ritual Larap Selambu tetap kami selenggarakan demi nguri-nguri kebudayaan," papar pengelola Objek Wisata Gunung Kemukus, Suparno.

Joget Seksi di Tiktok, Gadis Mesir Divonis 2 Tahun Penjara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya