SOLOPOS.COM - Petani menimbang jagung hasil produksinya di Blora, Jawa Tengah belum lama ini. Produktivitas jagung meningkat dengan penggunaan benih yang tepat, salah satunya produksi Syngenta Indonesia. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Provinsi Jawa Tengah (Jateng) merupakan salah satu penyumbang jagung terbesar kedua di Indonesia. Produksi jagung Jateng mencapai 3,467 juta ton pada 2019 dengan luas panen 566.767 hektare (ha) dan produktivitas rata-rata 61,18 kuintal per ha.

Kabupaten Grobogan dan Blora menjadi penyumbang utama jagung di Jateng. Produksi jagung Grobogan 737.183 ton dengan luas panen 116.498 hektare dan produktivitas rata-rata 63,28 kuintal per ha.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Sedangkan produksi jagung Blora 369.054 ton dengan luas panen 66.057 ha dan produktivitas rata-rata 55,87 kuintal per ha. Di peringkat ketiga penyumbang jagung di Jateng ada Kabupaten Wonogiri yang produksi 321.426 ton, luas panen 50.028 ha dan produktivitas 64,25 kuintal per ha.

Tingginya produktivitas jagung di tiga wilayah itu dipengaruhi sejumlah aspek. Tidak terkecuali peran dari Syngenta selaku produsen benih jagung berkualitas.

Baca Juga: FP UNS Gelar Semnas Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan

Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG) berkesempatan melihat langsung aktivitas pertanian jagung di Desa Jeruk, Bogorejo, Blora, yang mayoritas menggunakan benih Syngenta, Jumat (21/10/2022). Ekspedisi didukung Pupuk Indonesia Holding Company, PLN, Syngenta, Bulog, Perhutani, Perkebunan Nusantara serta Nasmoco.

Selama lima hari, Tim Ekspedisi Pangan 2022 SMG mengeksplorasi sektor pangan di wilayah Jatim, Jateng dan Jogja. Di Jeruk, seorang petani Jagung, Supriyanto, 54, mengaku beralih ke benih Syngenta beberapa tahun terakhir. Sebab tanaman yang menggunakan benih Syngenta lebih tahan terhadap sejumlah penyakit, dan produksinya tinggi.

“Pakai benih jagung Syngenta tanaman benih stabil. Kalau musim tanam produk lain ada yang mati, tidak tumbuh, tapi pakai Syngenta pertumbuhan maksimal dan rata. Pertumbuhan serempak, tahan penyakit bule, busuk batang, dan bagus untuk pakan ternak. Saya beberapa kali nyoba seperti NK Andalan, dan NK Sumo. Semua bagus,” tutur dia.

Baca Juga: Pilot Project Jatim, Agroforestry Tebu Perhutani KPH Jombang Hasilkan Rp15 M

 Hamparan jagung yang sudah dipipil, dijemur di pelataran rumah seorang pengepul di Desa Jeruk, Bogorejo, Blora, Jawa Tengah (Jateng), bernama Supriyanto, 46, Jumat (21/10/2022). Jagung produksi petani berhasil dijual pengepul ke Indofood. (Solopos.com/Kurniawan)

Hamparan jagung yang sudah dipipil, dijemur di pelataran rumah seorang pengepul di Desa Jeruk, Bogorejo, Blora, Jawa Tengah (Jateng), bernama Supriyanto, 46, Jumat (21/10/2022). Jagung produksi petani berhasil dijual pengepul ke Indofood. (Solopos.com/Kurniawan)

Produktivitas benih jagung Syngenta menurut Supriyanto juga lebih tinggi dibandingkan merek lainnya. “Biasanya saya tanam benih enam kilogram, untuk varietas lain hasilnya 2,4 ton sudah maksimal. Tapi kalau pakai Syngenta NK andalan benih enam kilogram bisa dapat 3,2 ton. Padahal pemupukan dan perawatan sama,” ujar dia.

Penuturan senada disampaikan Sukar, 42, petani jagung di Jeruk, saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Pangan 2022 SMG. Dia mengaku memakai benih jagung Syngenta sekira tiga tahun terakhir. Dari pengalamannya menggunakan benih itu, tanaman relatif tumbuh dengan baik, tahan terhadap penyakit bule, dan hasilnya cukup bagus.

Petugas dari Syngenta memberikan penyuluhan dan sharing pengetahuan tentang bertanam jagung di Blora, Jawa Tengah belum lama ini. (Solopos/Kurniawan)
Petugas dari Syngenta memberikan penyuluhan dan sharing pengetahuan tentang bertanam jagung di Blora, Jawa Tengah belum lama ini. (Solopos/Kurniawan)

Sukar juga senang dengan adanya petugas dari Syngenta yang sering memberikan penyuluhan dan sharing pengetahuan tentang bertanam jagung. Sebab dari pertemuan itu para petani bisa menyampaikan keluhan mereka, sekaligus mendapatkan masukan atas masalah yang dihadapi. “Petugas Syngenta sering ada pertemuan,” kata dia.

Sementara Supriyanto, 46, pengepul jagung di Desa jeruk, Bogorejo, mengaku sudah dua tahun berjalan dirinya menjalin kerja sama dengan PT Indofood. Kerja sama itu terkait pengiriman jagung ke perusahaan tersebut. Jumlah jagung yang dia kirim ke Indofood tergantung kemampuan petani. Sebab bertanam jagung juga tergantung cuaca.

“Saya sudah dua tahun ini. [Jual jagung] untuk bahan makanan Indofood. [Jumlah jagung yang dikirim] ya tinggal kemampuan. Bila mampu ya 1.000-3.000 ton. Karena tergantung cuaca juga kan. Dan Indofood inginnya bahan fresh, harus barang bagus. Kurang bagus sedikit saja ditolak. Dan harganya memang istimewa,” terang Supriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya