SOLOPOS.COM - Drip Irrigation System atau sistem irigasi tetes di lahan jagung di Dusun Seneng, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO  — Tidak hanya menjadi produsen benih jagung berkualitas unggul, Syngenta Indonesia ternyata juga mengambil peran cukup baik dalam pengembangan sektor ini.

Hal itu terlihat dari sejumlah program dan langkah yang telah secara nyata dilakukan di kawasan tanaman jagung. Seperti di Dusun Seneng, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) baru-baru ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Di lokasi ini Syngenta berkolaborasi dengan PT Asabi membuat Drip Irrigation System atau sistem irigasi tetes di lahan jagung yang digarap petani. Kehadiran sistem irigasi yang memanfaatkan tenaga gravitasi bumi ini dirasakan sangat membantu para petani.

Selama ini lahan mereka tidak bisa digarap saat musim kemarau karena keterbatasan air. Dengan adanya sistem irigasi ini, petani bisa bercocok tanam jagung sepanjang tahun sehingga produktivitas jagung mereka meningkat dan pendapatan naik.

Seperti disampaikan Rujiman, 43, petani jagung di Kawasan Hutan Sumo Gunung Tumpeng, Karangrayung, Grobogan. Laki-laki yang sudah 20 tahun menjadi petani jagung itu menuturkan, selama ini petani tak bisa menggarap lahan saat musim kemarau.

Baca Juga: Dilengkapi Fitur Super Canggih, Mobil Baru Toyota Ini Tangguh di Segala Medan

Petugas Syngenta Indonesia (kedua dari kiri) berdiskusi dengan petani terkait permasalahan budi daya jagung.(Solopos/Kurniawan)
Petugas Syngenta Indonesia (kedua dari kiri) berdiskusi dengan petani terkait permasalahan budi daya jagung.(Solopos/Kurniawan)

Hal itu dikarenakan tidak adanya air yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Namun sejak adanya sistem irigasi tetes dari Syngenta, petani bisa menanam jagung pada musim kemarau. Terlebih ada benih jagung NK Sumo dari Syngenta.

Benih varietas ini sudah ditanam petani beberapa masa tanam terakhir dan dinilai cocok dengan karakteristik lahan di wilayah itu. “Sistem irigasi tetes menyedot air dari mata air, ditampung di toren [tandon], lalu diteteskan ke tanaman jagung,” ujar dia.

Penetesan air dari toren ke tanaman menggunakan selang air yang dilubangi di setiap titiknya sesuai dengan posisi tanaman jagung. Sesuai namanya, air yang diteteskan sistem irigasi itu ke tanaman tidak banyak. Tapi air terus diteteskan secara konstan,” kata dia.

Petani jagung di Dusun Seneng merasa senang dengan sistem irigasi tersebut lantaran menjadi solusi persoalan pada musim kemarau. Terlebih, menurut Rujiman, bertanam jagung pada masa tanam (MT) III atau musim kemarau sebenarnya cukup menjanjikan.

Baca Juga: Aplikasi peTani Apps Syngenta Sediakan Fitur Lengkap Bertanam Jagung

Tandon air dalam jaringan Sistem Irigasi Tetes atau Drip Irrigation System di Dusun Seneng Desa Gunung Tumpeng Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (22/10/2022). (Solopos/Kurniawan)
Tandon air dalam jaringan Sistem Irigasi Tetes atau Drip Irrigation System di Dusun Seneng, Desa Gunung ,Tumpeng Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (22/10/2022). (Solopos/Kurniawan)

Sepengetahuan dia, pada MT III jarang penyakit, sehingga tanaman bisa tumbuh secara baik. Penuturan senada disampaikan Sutopo, 48, petani jagung dari Dusun Seneng, Gunung Tumpeng. Dia sangat bersyukur ada sistem irigasi tetes di lahan jagungnya.

Dengan kehadiran sistem irigasi tetes itu persoalan klasik dan mendasar yang selama ini mengganjal petani Seneng sudah terselesaikan. Ke depan, dia melanjutkan, para petani tinggal menggarap lahan sesuai masa tanam, dan menggunakan benih varietas pilihannya.

“Kami bisa tanam tiga kali setahun. MT III atau saat musim kemarau tetap bisa tanam jagung karena sudah ada sistem irigasi tetes ini. Soal benih padi juga sudah ada NK Sumo yang sudah teruji bertahun-tahun, cocok di lahan Gunung Tumpeng,” tutur dia kepada Tim Ekspedisi Pangan 2022. Program ekspedisi tersebut juga didukung PLN, Pupuk Indonesia, Syngenta Indonesia, Bulog, Perhutani, Perkebunan Nusantara atau PTPN, dan Nasmoco Group.

Menurut Sutopo, benih NK Sumo mempunyai karakteristik pertumbuhan yang menarik, batangnya kuat, daun lebar, dan hasilnya tinggi. Satu kilogram benih NK Sumo mengahasilkan lebih dari enam kuintal jagung. Bila tak pakai NK Sumo, hasilnya lima kuintal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya