SOLOPOS.COM - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kedua dari kanan) berfoto bersama kru seusai meluncurkan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis 1 November 2020. (Antara/Muhammad Iqbal)

Solopos.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Jumat (14/10/2022), sebagai lanjutan RUPSLB sebelumnya yang digelar Agustus 2022 lalu.

RUPSLB kali ini dihadiri pemilik 23.007.965.994 lembar saham atau 88.87 persen dari keseluruhan pemegang saham.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam rilisnya yang dikutip Solopos.com, Jumat malam, menyatakan dalam RUPSLB lanjutan tersebut pihaknya memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk sejumlah aksi korporasi dalam kaitan penambahan modal usaha.

Sejumlah aksi itu antara lain melaksanakan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (”HMETD”) dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68.072.851.377 lembar saham serta melakukan konversi utang perseroan kepada kreditur.

Baca Juga: Imbas Perdamaian PKPU, Garuda Indonesia Ungkap Raih Laba Rp3,8 Miliar

“Konversi utang perseroan kepada kreditur sehubungan dengan Putusan Homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, melalui penerbitan sebanyak-banyaknya 22.970.514.286 lembar saham melalui penambahan modal tanpa memberikan HMETD dengan total utang yang akan dikonversi adalah maksimal Rp4,2 triliun, menjadi saham mengacu pada ketentuan POJK 14/2019,” ujarnya.

Irfan Setiaputra menambahkan, agenda RUPSLB Lanjutan juga menyetujui pengeluaran saham seri C yang memiliki hak-hak atas saham sama dengan klasifikasi saham seri B dengan nilai nominal saham serendah-rendahnya Rp182 per lembar saham.

Baca Juga: Kemenkeu Perkirakan Garuda Indonesia akan Untung Mulai Tahun Ini

RUPSLB Lanjutan menyetujui aspek tata kelola Perseroan terkait dengan pemberian kuasa dan kewenangan Direksi maupun Dewan Komsaris untuk melakukan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan tindak lanjut pelaksanaan Penambahan Modal Perseroan.

“Persetujuan yang telah diberikan pemegang saham melalui gelaran RUPSLB Lanjutan menjadi milestone penting dalam upaya Perseroan untuk terus mengakselerasikan misi transformasi kinerja yang salah satunya kami perkuat melalui langkah restrukturisasi maupun berbagai kebijakan strategis penyehatan kinerja usaha secara jangka panjang,” kata Irfan.

Baca Juga: Menjauh dari Kebangkrutan, Garuda Indonesia Juni 2022 Laba Rp119,2 M

Hasil ini, imbuh dia, mempertegas komitmen Garuda Indonesia terhadap realisasi rencana perdamaian yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari mayoritas kreditur melalui putusan hasil homologasi PKPU pada bulan Juli 2022 lalu.

Sehingga, dirinya berharap hasil putusan RUPSLB Lanjutan akan dapat mengakselerasikan proses transformasi kinerja utamanya melalui restrukturisasi yang diharapkan rampung pada akhir 2022.

Baca Juga: Sah, Pengadilan Setuju Perdamaian PKPU Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia akan mengoptimalkan penambahan modal kerja setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, utamanya untuk kebutuhan maintenance dan restorasi armada serta turut mencakup bahan bakar, biaya sewa pesawat hingga biaya penunjang lainnya.

Irgan melanjutkan, setelah melewati tekanan pandemi Covid-19 selama kurun waktu dua tahun terakhir, tahun ini Garuda Indonesia mulai menunjukkan performa kinerja positif.

Karena itu, pihaknya memproyeksikan tahun 2023 menjadi momentum penting bagi Garuda Indonesia mewujudkan misi dalam menjadi entitas bisnis yang lebih sehat, kompetitif, dan profitable.

Baca Juga: Lolos PKPU, Garuda Janji Beri Laba hingga 3 Tahun Mendatang, Bisa?

“Khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar US$3,76 miliar, di mana pendapatan tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26.10 persen dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11.71 persen, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan. Sementara itu, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya