Rumah Jebol Diterjang Banjir, Pembuat Tempe Madiun Tak Bisa Produksi
Rumah Rohmat Junaidi, 30, warga RT 022/RW 004 Desa Klumutan, Saradan, Kabupaten Madiun jebol diterjang banjir pada Rabu (19/1/2022) sehingga tidak bisa memproduksi tempe.

SOLOPOS.COM - Rumah di Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, yang jebol setelah diterjang banjir, Kamis (20/1/2022). (Madiunpos.com/Abdul Jalil)
Solopos.com, MADIUN — Satu rumah warga jebol diterjang banjir di Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur Rabu (19/1/2022).
Satu rumah terdampak banjir Madiun hingga jebol itu milik Rohmat Junaidi, 30, warga RT 022/RW 004. Pantauan Solopos.com, jaringan berita Solopos.com, di lokasi pada Kamis (20/1/2022) pagi, dinding rumah bagian dapur jebol. Barang perabotan rumah tangga di rumah itu berhamburan.
PromosiSemangat Merdeka Belajar untuk Pemulihan Pendidikan Asia Pasifik
Rohmat menceritakan bencana banjir menerjang rumahnya pada Rabu (19/1/2022) malam. Sebelum banjir datang, hujan deras turun sejak siang hingga malam.
Baca Juga : Enam Jam Hujan Deras, 722 Rumah di Madiun Kebanjiran
“Sebelum banjir menerjang, barang-barang sudah saya naikkan. Kemudian habis Magrib, air semakin deras dan menerjang rumah,” kata dia.
Rohmat menuturkan ketinggian banjir saat itu mencapai 1 meter. Hampir seluruh barang di rumahnya hanyut terbawa arus air. Bukan hanya itu, alat-alat produksi tempe pun hilang.
“Saya di rumah kan produksi tempe. Itu alat-alatnya sudah hilang semua. Terbawa banjir semua. Saat ini saya sudah tidak bisa memproduksi tempe,” ceritanya.
Baca Juga : Hujan 4 Jam, Banjir Genangi Jalan Menuju Kantor Pemkab Madiun
Dia bersama istri dan anaknya mengungsi di musala dekat rumah. Dia menjelaskan bahwa desanya kerap diterjang banjir, terutama saat hujan deras dengan durasi lama.
“Di sini memang langganan banjir. Tapi banjir kali ini cukup tinggi karena mencapai 1 meter,” ceritanya.
Warga lainnya, Misinem, mengatakan banjir tiba-tiba menerjang rumahnya pada Rabu malam. Air setinggi 70 sentimeter (cm) menggenangi rumahnya. “Ini lagi bersihin sisa-sisa banjir tadi malam. Lumpurnya banyak sekali,” kata dia.
Baca Juga : Hujan Deras Bukan Penyebab Utama Banjir di Madiun, Ini Penjelasan BPBD
Warga Desa Klumutan terlihat membersihkan rumahnya yang dipenuhi lumpur. Mereka mengeluarkan barang-barang perabot rumah tangga untuk dicuci. Warga juga menjemur kasur dan bantal yang basah karena kebanjiran.
Banjir yang menerjang Kabupaten Madiun pada Rabu malam berdampak pada 722 rumah yang tersebat di 14 desa di empat kecamatan. Ratusan rumah yang kebanjiran itu tersebar di Kecamatan Pilangkenceng, Saradan, Wonoasri, dan Balerejo.
Daerah terdampak bencana banjir paling parah ada di Kecamatan Pilangkenceng yaitu 396 rumah tergenang air setinggi 1 meter.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini". Klik link https://t.me/soloposdotcom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.
Solopos.com Berita Terkini