SOLOPOS.COM - Ilustrasi gejala cacar monyet. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Pusat Pengendalian Penyakit atau Centers for Disease Control (CDC) meminta warga untuk mewaspadai munculnya ruam, terutama di area genital dan anus, lantaran bisa jadi gejala terinfeksi cacar monyet. Temuan ini berdasarkan kasus yang terjadi saat ini.

Dalam jumpa pers, CDC menekankan bahwa cacar monyet adalah bukan infeksi menular seksual,  tetapi sejumlah pasien telah mengembangkan ruam dari virus di daerah genital yang telah disalahartikan sebagai penyakit menular seksual. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Siapa pun yang memiliki ruam atau lesi di sekitar atau melibatkan alat kelamin, anus, atau tempat lain yang belum pernah mereka lihat sebelumnya harus dievaluasi sepenuhnya. Bukan hanya untuk cacar monyet tetapi terutama untuk infeksi menular seksual dan penyakit lain yang dapat menyebabkan ruam,” demikian ungkap ahli epidemiologi medis di Divisi Pencegahan HIV/AIDS CDC, Dr. John Brooks, seperti dikutip dari people.com pada Sabtu (27/8/2022).

Baca Juga: Ini Perbedaan Tes PCR untuk Cacar Monyet dan Covid-19

Pengarahan itu dimaksudkan untuk mengingatkan orang Amerika agar waspada terhadap ruam cacar monyet yang bisa muncul di area genital dan anus. Selain itu juga untuk memberi tahu penyedia medis bahwa virus langka itu ada di AS dan untuk mengevaluasi pasien yang mungkin dengan hati-hati.

Baca Juga: Dokter: Vaksin Cacar Monyet Diberikan setelah Terpapar

Munculnya gejala berupa ruam di area genital dan anus sempat membuat dokter salah menganalisa penyakit pasien. Dalam satu kasus cacar monyet, kata Brooks, seorang dokter mengira pasien menderita herpes yang sangat parah pada awalnya dan tidak segera berpikir itu bisa jadi cacar monyet.

“Inilah mengapa kami menyarankan semua orang yang menemui seseorang dengan ruam atau penyakit baru yang bisa jadi cacar monyet untuk mendapatkan riwayat perjalanan dan riwayat seksual yang baik dari pasien,” tegasnya.

Wakil Direktur CDC, Jennifer McQuiston,  mengatakan bahwa meskipun cacar monyet dapat ditularkan melalui tetesan pernapasan, namun virus ini bukan termasuk Covid-19. “Gejalanya juga lebih intens. Ini sangat berbeda dari sakit tenggorokan, batuk, virus saluran pernapasan atas. Ini lebih mirip flu,” kata dia.

Baca Juga: Catat! Ini Beda Ruam Cacar Monyet dan Cacar Air

Sejauh ini, banyak kasus cacar monyet di dunia terjadi pada kaum gay atau biseksual, kata Brooks. Dia  bersama McQuiston, menjelaskan bahwa mereka ingin memperjelas hal itu.  “Siapa pun dapat mengembangkan dan menyebarkan infeksi cacar monyet. Ingat penyakit menular tidak mengenal batasan dan kelompok sosial. Beberapa kelompok mungkin memiliki risiko lebih besar untuk terpapar sekarang, tetapi tidak berarti risiko saat ini terkena cacar monyet secara eksklusif untuk komunitas gay dan biseksual di AS,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya