SOLOPOS.COM - Beberapa pengunjung RSJD Solo, Rabu (15/6/2022), mengecek aktivitas syaraf menggunakan alat stress analyzer. Setelah hasilnya keluar, dokter akan memberikan penjelasan tentang kondisi tubuh saat menerima stressor atau pemicu stress. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Puluhan pengunjung acara Djuminten Dolan di halaman Rumah Sakit Jiwa Daerah atau RSJD Solo, Rabu (16/5/2022), beramai-ramai menyerbu dua alat analisis stres yang ditempatkan. Alat analisis stres atau stress analyzer itu juga dikenal dengan heart rate variability (HRV).

Psikiater RSJD Solo, Eric Herlambang, saat berbincang dengan Solopos.com mengatakan stress analyzer berfungsi melihat aktivitas saraf manusia. Sehingga dapat diketahui kondisi fisik dan mental tubuh manusia saat mengalami stres. Dari situ, individu akan lebih mengenal keluhan atau aktivitas saraf yang dialami tubuh.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Cara kerja alat ini hanya melihat aktivitas saraf. Dengan alat ini jadi tahu misalnya, oh saya sering sakit perut ternyata efek dari ini [adanya stressor], tiba-tiba sesak, dan lainnya. Jadi kita lebih mengenal keluhan kita,” tutur Eric.

Alat analisis stres milik RSJD Solo itu juga menjadi tahap skrining pertama sebelum pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. Sehingga hasil pembacaan alat tersebut bukan merupakan diagnosis sebuah penyakit.

“Ini tidak menegakkan diagnosis, tetap butuh pemeriksaan lagi. Hanya menentukan problem fisiknya saat mengalami stres,” imbuhnya.

Baca Juga: Ganjar, Gibran, Dan Rudy Bertemu Pasien RSJD Solo Di Djuminten Dolan

Selain itu, dari pembacaan alat tersebut dapat diketahui organ tubuh mana saja yang bereaksi saat tubuh mengalami stres. Apakah seluruh tubuh, kepala, dada, tangan, atau beberapa bagian tubuh.

Perlu waktu setidaknya 10 menit untuk proses pemeriksaan menggunakan stress analyzer. Nantinya akan muncul grafik yang akan dibaca oleh dokter atau ahli psikologi.

Pasien tinggal duduk di kursi, meletakkan kaki di tempat yang sudah didesain untuk kaki. Selama proses pemeriksaan menggunakan alat analisis stres milik RSJD Solo itu, seluruh alas kaki harus dilepas.

Baca Juga: Wah, Pasien RSJD Solo Dilatih Mandiri dengan Jualan Produk

Hasil Pembacaan Dokter

Sementara untuk mengetahui reaksi atau aktivitas pada tangan dan kepala, pasien akan memegang semacam tongkat kecil berdiameter 4 cm yang terhubung dengan alat.

Dari hasil pembacaan dokter, individu diharapkan dapat memahami respons dan reaksi tubuh saat menerima stressor atau pemicu stress.

“Jadi selama ini kita lebih memahami kalau kita tidak tahu. Oh kok sering mules, pusing, tapi enggak tahu ternyata ini karena aktivitas saraf kita yang meningkat karena ada stressor tadi,” ujarnya.

Baca Juga: 77 Pasien Gangguan Jiwa Nyoblos di RSJD Solo

Ketertarikan pengunjung terhadap alat tersebut salah satunya disebabkan karena belum pernah mencobanya. Misalnya Alif Syarifudin, 27.

Alumnus Psikologi tersebut juga baru kali pertama ini mencoba mengecek kondisi tubuhnya menggunakan alat tersebut. Saat dicek, Alif mengatakan ia memang sedang dalam tekanan sesuatu.

Dari hasil pembacaan dokter, seluruh bagian tubuhnya dari kepala, tangan, dada, perut, dan kaki cukup merespon stressor secara cepat. “Kan aku lagi banyak pikiran, tekanan, jadi hasilnya tinggi semua. Kaku, banyak ketegangan, semua,” kata Alif.

Baca Juga: RSJD Solo Nyatakan 84 Penghuni Bisa Memilih di Pemilu 2019

Setelah mendapatkan gambaran terkait aktivitas syarafnya, Alif cukup memahami langkahnya ke depan. Bahkan ia menilai dirinya membutuhkan pemeriksaan psikologis lebih lanjut.

“Kayaknya aku harus ke psikolog ini. Tadi sih masih bingung pikiran-pikiran tadi mau diluapin ke mana,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya