SOLOPOS.COM - Ilustrasi Virus Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI - Tidak ada penambahan kasus pasien positif virus corona baru di Kabupaten Boyolali pada Jumat (24/4/2020). Jumlah pasien positif corona di Kota Susu tetap lima orang.

Hal itu diketahui lewat situs resmi Pemkab Boyolali. Dari laman tersebut diketahui lima orang positif virus corona atau Covifd-19 yang semuanya masih dirawat. Sementara untuk PDP ada 34 yang masih dalam pengawasan, serta 37 orang selesai pengawasan. Sedangkan ODP, 88 orang masih dalam pemantauan dan 584 orang selesai pemantauan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Situasi Covid-19 Indonesia 24 April: Positif Tambah 436 Jadi 8.211, Pasien Sembuh Tembus 1.000 Orang

Kelima pasien positif corona di Boyolali itu perinciannya adalah satu laki-laki dan satu perempuan dari Kecamatan Ngemplak, perempuan dari Kecamatan Teras, dan dua laki-laki dari Kecamatan Simo. Sebelumnya, ada dua kasus yang dicoret karena telah tercatat dan ditangani di wilayah lain.

Siapkan Anggaran

Di sisi lain, Pemkab Boyolali telah melakukan penyesuaian anggaran berkenaan dengan penanggulangan Covid-19. Anggaran penanggulangan corona akan diambil dari anggaran belanja tidak terduga (BTT).

Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali, Masruri, mengatakan belum lama ini pihaknya telah melakukan rapat dengan DPRD Boyolali membahas mengenai rasionalisasi anggaran.

Sehari Sebelum Larangan Mudik, Pemudik Tiba Di Wonogiri Melonjak Drastis

"Kami memberikan penjelasan kepada dewan bahwa rasionalisasi 50% dari belanja langsung dan belanja barang dan jasa, serta 50% belanja modal kami taruh ke BTL [belanja tidak langsung]. Kemudian untuk penggunaannya nanti lebih fleksibel," kata dia.

Dengan begitu dia mengatakan saat ini Pemkab Boyolali telah memenuhi arahan pemerintah terkait penanggulangan Covid-19. "Jadi SKB dua menteri itu kami penuhi untuk 50% itu," lanjut dia.

Stasiun Purwosari Solo Kini Hanya Layani Perjalanan KA Prameks & Angkutan Barang

Masruri mengatakan total nominal untuk BTT sesuai penghitungan kasar, sekitar Rp300 miliar. Menurutnya, BTT tersebut salah satunya bisa digunakan untuk penanganan Covid-19, baik untuk kebutuhan di rumah sakit, insentif tenaga medis, jatah hidup atau jadup, jaring pengaman sosial dan jaring ekonomi. Sedangkan untuk persentase penggunaannya akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya