SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (ketiga dari kanan) mengecek kondisi kawasan Palang Joglo, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat (26/2/2021). Pemerintah berencana membangun rel layang tahun ini. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Pembangunan elevated rail atau rel layang Joglo di Solo bakal dilakukan dengan dua skema pendanaan. Pertama menggunakan alokasi anggaran rupiah murni untuk single elevated railway, kemudian untuk yang jalur ganda menggunakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Teknik Perkeretaapian (BTPK) Wilayah I Jawa Tengah, Dheky Martin, mengatakan paket pertama yakni pembangunan rel layang tunggal dilakukan oleh BPTK sedangkan rel ganda oleh satuan kerja (Satker) lain.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Baca Juga: 12.822 Butir Pil Double L dan Sabu 36 Gram Dimusnahkan di Kejari Madiun

“Pemaketannya untuk yang pertama ini kami fokus membangun single elevated track dulu. Tapi itu menjadi satu kesatuan dengan yang rel ganda di Simpang Joglo. Kalau elevated single track butuh waktu 18 bulan untuk keperluan konstruksinya, cuma yang jalur ganda dikerjakan selama tahun jamak tiga tahun,” kata Dheky saat dihubungi Solopos.com, Kamis (25/3/2021).

Sebelum rel layang Joglo dibangun, pihaknya harus menggeser rel eksisting sepanjang enam meter ke arah barat titik semula. Luasan selebar enam meteran itu masih berada di dalam rail of way (ROW) atau batas lahan perkeretaapian yang diperuntukkan untuk menjamin keselamatan kereta api.

“ROW kami lebar baik dari arah Stasiun Kadipiro maupun Stasiun Solo Balapan, namun banyak yang jadi hunian warga, makanya akan kami tertibkan,” jelas Dheky.

Penggeseran

Penggeseran rel dari lokasi semula itu, termasuk paket pengerjaan single elevated rail. Metodenya memang harus menggeser rel baru kemudian mengerjakan konstruksi rel layang. Pihaknya juga bakal membikin bangunan pendukung, yakni dua jembatan di Viaduk Gilingan dan Jembatan Kali Anyar, Ngemplak, Banjarsari. “Kalau yang jembatan itu beda paket, nanti kami menggunakan yang SBSN,” beber Dheky.

Saat ini, pembangunan belum memiliki perkembangan berarti lantaran masih masih mengidentifikasi terkait data penertiban maupun data pembebasan lahan. PPK lahan masih terus berkoordinasi dengan tim Gubernur Jawa Tengah, sekaligus menunggu penentuan lokasi (penlok).

Baca Juga: Terkait Kasus Korupsi APBDes, Rumah Kades Kaligunting Madiun Digeledah Polisi

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Hari Prihatno, mengatakan aktivitas kendaraan berat yang melintas di ruas jalan itu menjadi perhatian pra-pembangunan. Sirkulasi angkutan berat yang bisa mencapai ribuan kendaraan dalam satu jam itu jadi salah satu dasar penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin).

“Kendaraan berat ‘kan melintas di sana baik yang melintas ke wilayah lain di utara Solo seperti Sragen dan sebagainya maupun sebaliknya. Semua akses keluar masuk kota lewat sini jadi perlu kepastian kedepannya, apakah perlu pengalihan atau tidak,” kata dia, Jumat (26/3/2021) siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya