SOLOPOS.COM - Situasi di Dukuh Jelobo, Desa Jelobo, Kecamatan Wonosari, Klaten yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tingkat dukuh selama 14 hari ke depan di desa setempat, Senin (20/4/2020). PSBB skala dukuh diterapkan karena tiga warga di dukuh tersebut baru saja dinyatakan positif Covid-19. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Warga RW 001, Dukuh Jelobo, Desa Jelobo, Kecamatan Wonosari, Klaten sepakat menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di wilayahnya. Warga setempat tidak diperbolehkan keluar, sementara warga wilayah lain tidak diperbolehkan masuk.

Sebuah spanduk "Maaf, Ora Penting Ojo Mlebu" terpampang di salah satu gang. Penutupan akses di Jelobo itu menjadi salah satu penanda dimulainya PSBB tingkat dukuh selama 14 hari ke depan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Jika PSBB Diajukan, Pemkot Solo Tak Punya Anggaran

Dukuh Jelobo Klaten yang menerapkan PSBB skala dukuh mencakup RT 001 (76 kepala keluarga/KK) dan RT 002 (87 KK). Dilihat dari jumlah jiwanya, di RT 001 terdapat 220 jiwa dengan perincian 98 lelaki, 103 perempuan, 19 Balita. Sedangkan di RT 002 terdapat 236 jiwa, terdiri dari 104 lelaki, 106 perempuan, dan 26 Balita.

Konsekuensi dari PSBB itu, ratusan warga di Dukuh Jelobo tidak diperkenankan keluar dari daerahnya. Masyarakat dari luar juga tak diperbolehkan masuk ke dukuh tersebut. Praktis, Dukuh Jelobo menjadi tertutup sementara waktu. Seluruh warga diminta tetap berada di dukuhnya, tak terkecuali para buruh harian lepas, petani, peternak, aparatur sipil negara (ASN), perangkat desa (perdes), dan elemen masyarakat lainnya.

Ditanggung Pemerintah

Sejak awal pekan ini, berbagai kebutuhan makan dan minum warga Jelobo ditanggung pemerintah. Rencananya, setiap dua hari sekali, bantuan sembako dari Pemkab Klaten akan mengalir ke dukuh tersebut. Bantuan yang sudah diserahkan melalui pemerintah desa (pemdes), di antaranya beras 5 Kg, 10 dus mi, minyak goreng 1 Kg, telur sebanyak 13 butir. Selain dari pemkab, bantuan juga datang dari berbagai elemen lainnya yang peduli terhadap nasib warga di Dukuh Jelobo.

Warga Salatiga Positif Covid-19 Tambah 2, Tertular Pasien Tak Jujur

“Saya sendiri yang menurunkan bantuan ke Dukuh Jelobo, Minggu (19/4/2020) malam. Saya harus bolak-balik hingga tiga kali. Saat menurunkan bantuan, saya hanya berhenti di gang masuk dukuh itu. Di sana, sudah ada warga dan sukarelawan yang siap mengantar bantuan ke masing-masing rumah,” kata Kepala Desa (Kades) Jelobo, Santoso, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (20/4/2020) siang.

Di Desa Jelobo terdapat 5.000-an jiwa yang tersebar 24 RT/9 RW. Lima dukuh di Jelobo, seperti Wantilan, Jelobo, Ngrodon, Candirejo, dan Gunungrejo. Dari beberapa dukuh tersebut, hanya Dukuh Jelobo yang menerapkan PSBB. Keputusan ini diambil setelah dilakukan musyawarah yang melibatkan masyarakat setempat, Gusgas Covid-19 tingkat RW, tingkat desa, dan tingkat kecamatan. Selanjutnya, hal itu dilaporkan ke Gusgas PP Covid-19 Klaten.

Kontras: Tak Ada Penjarahan di Jawa 18 April Oleh Anarko, Polisi Harus Jelaskan

“Kebutuhan makan sehari-hari sudah disuplai dari pemkab. Modelnya nanti akan dikirim sembako dua hari sekali. Di Jelobo itu memang ada ASN, buruh, karyawan pabrik, dan lainnya. Termasuk Pak Susetyo Budi [Kadus II Jelobo] dan Pak Sartaya [Tata Usaha Pemdes Jelobo]. Semuanya harus berdiam diri di rumah selama PSBB skala dukuh diberlakukan. Tak boleh ada yang keluar. Ini dalam rangka mencegah persebaran virus corona,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya