SOLOPOS.COM - Penampilan dalang cilik asal Ngaru-Aru Banyudono, Wisanggeni, di Ponpes Al Hikam Boyolali, Selasa (6/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang dalang berumur tujuh tahun menghibur para tamu undangan di milad ke-20 Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikam Banyudono, Boyolali, pada Selasa (6/6/2023). Tangan kecilnya piawai memainkan wayang kulit, mulutnya pun begitu lancar mengucapkan narasi Bahasa Jawa.

Dalang tersebut merupakan murid kelas I A SDIT Al Hikam, Boyolali. Ia bernama Wisanggeni Cahyo Kusumo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia tak tampil sendiri tapi bersama dengan satu dalang dewasa. Mereka bermain sambil diiringi musik hadrah dan gamelan.

Ditemui seusai acara, Wisang menceritakan ia menampilkan wayang berjudul Dewa Ruci dan Brotoseno.

“Main wayang sudah sejak TK. Suka main wayang karena bapak suka main wayang. Cita-citanya jadi dalang,” ujar dia.

Usut punya usut, ternyata dalang dewasa yang bermain dengannya dalam kegiatan tersebut adalah sang ayah, Ki Agung Pengging. Sementara salah satu sinden adalah ibunya, Lidia Ningsih.

Wisang adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Mereka berdomisili di Desa Ngaru-Aru, Banyudono, Boyolali.

Ki Agung Pengging menceritakan lakon yang ditampilkan mereka berdua adalah Dewa Ruci, yaitu perjalanan ksatria Pandawa bernama Bratasena.

Diceritakan Bratasena dalam pencarian jati diri. Ia mencari ilmu dalam perjalanannya menemukan pengaruh baik dan buruk.

Tak hanya itu, Bratasena mendapatkan cobaan akan tetapi terus bersabar dalam perjalanannya belajar dan pada akhirnya Bratasena dapat menemukan jati diri.

Selanjutnya, Ki Agung Pengging membenarkan Wisang mulai mendalang sejak TK. Namun, Wisang telah sering melihatnya mendalang sejak sebelum TK. Sehingga, ia akhirnya tertarik mendalang dan bermain wayang.

“Anaknya tertarik sendiri, kemudian saya didik dan arahkan. Wisang kalau latihan yang resmi sepekan bisa dua sampai tiga kali. Tapi tiap hari dia tetap terpapar saya menonton wayang,” kata bapak tiga anak tersebut.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan sengaja menyekolahkan anaknya ke SDIT Al Hikam karena di sekolah tersebut memiliki ekstrakurikuler gamelan yang nantinya bisa membantu perkembangan bakat Wisang.

Terpisah, wali kelas Wisang di kelas IA, Anik Lestari, menjelaskan kesehariannya dia sangat aktif. Selain itu, Anik menilai Wisang juga memiliki nilai akademik dan bakat yang seni bagus. Wisang juga aktif bersosialisasi dengan teman-temannya.

“Dukungan dari sekolah untuk bakat Wisang tentunya support dengan cara setiap ada agenda, Wisang selalu disertakan. Misal ada rapat besar, kami mempersilakan tampil. Dia sudah beberapa kali tampil di kegiatan sekolah,” jelas dia.

Ke depannya, ia juga berencana akan mengikutsertakan Wisang dalam lomba-lomba berjenjang. Terlebih, Wisang dinilai memiliki bakat yang luar biasa di bidang seni.

Anik mengatakan Wisang sangat fasih berbahasa Jawa krama dibanding teman-teman seumurannya.

“Dia tidak hanya punya bakat di bidang gamelan dan wayang. Tapi juga punya bakat di bidang geguritan. Jadi akan kami arahkan ke situ,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya