SOLOPOS.COM - Ilustrasi pria mengalami trauma (freepik)

Solopos.com, JAKARTA -- Peristiwa kelahiran si buah hati bisa meninggalkan kenangan tak mengenakkan hingga trauma bagi pria yang menunggui istrinya saat melahirkan.

Laki-laki yang mengalami trauma setelah sang istri melahirkan menunjukkan beberapa gejala seperti mudah cemas, sensitif, hingga sering teringat pada kejadian saat persalinan.

Promosi Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Bagikan 1.000 Paket Sembako di Bali

Psikolog Ajeng Raviando mengatakan tanda-tanda trauma atau stres pasca-persalinan atau PTSD (Post-natal Post Traumatic Stress Disorder) yang dialami pria tidak jauh berbeda dengan wanita yang melahirkan.

Biar Lancar & Banyak Rezeki, Baca Doa Ini Sebelum Bekerja!

Namun berbeda dengan istri yang sumber traumanya lebih banyak karena sensasi nyeri saat persalinan. Menurut dia, suami cenderung teringat dengan seluruh suasana yang terekam di otaknya.

"Karena suami kan melihat langsung [persalinan], jadi kemungkinan besar gambaran proses melahirkan itu terekam jelas. Misalnya, ketika melihat darah, ia jadi teringat saat istrinya perdarahan, atau saat mendengar anaknya nangis," jelas Ajeng melalui keterangan resminya, seperti dilansir Antara, Minggu (28/6/2020).

"Bahkan ingatan dari penciuman, seperti bau obat atau bau yang mengingatkan dengan rumah sakit, akan memicu rasa cemas," beber Ajeng.

New Normal Bukan Back To Normal, Ini Loh Maksudnya

Ajeng menjelaskan untuk beberapa kondisi yang lebih ekstrem, suami dengan stres dan trauma pasca-melahirkan akan mengalami mimpi buruk.

Selain itu, PTSD juga bisa memicu perubahan perilaku. Beberapa pria menjadi super sensitif dan terlalu khawatir dengan kondisi sang istri serta anaknya.

Pasif dan Tak Peduli

Selama tidak berlebihan, respons akan trauma itu mungkin bisa tergolong cukup baik. Dengan begitu, suami menjadi lebih perhatian terhadap istri dan sang anak.

Namun sebaliknya, respons tidak peduli juga mungkin ditunjukkan oleh pria yang mengalami trauma pasca-persalinan.

Menurut Ajeng, ada suami yang menjadi pasif dan tidak peduli dengan istri yang sibuk merawat bayi mereka.

Ajeng mengatakan dukungan istri sangat dibutuhkan untuk membantu suami melewati trauma meski mungkin dirinya sendiri juga membutuhkan bantuan setelah melahirkan si jabang bayi.

"Meski sulit, istri harus paham dengan kondisi suami dan sebisa mungkin memberikan dukungan," ujar Ajeng.

Perlu Tahu, 5 Sifat Ini Gambarkan Kondisi Psikologis Seseorang

Penanganan terbaik untuk mengatasi trauma pasca-istri melahirkan bagi suami adalah dengan berkonsultasi pada seorang profesional, psikiater atau psikolog.

Menurut Ajeng, pendekatan terapi yang dilakukan terhadap pria yang mengalami trauma setelah istrinya melahirkan adalah Trauma Focus Cognitive Behavioral Therapy (TFCBT).

"Terapi difokuskan pada traumanya. Memang akan tidak nyaman karena pasien dipaksa mengingat kembali kejadian. Tapi, ini membantu mereka untuk bisa lebih menerima kondisi dengan realistis, menghadapi dan bukan menghindar, yang pada akhirnya bisa melepaskan itu semua," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya