SOLOPOS.COM - Budi Santoso, 41, perajin gitar asal Dukuh Bogor, Desa Bener, Kecamatan Wonosari menunjukkan gitar produksinya pekan lalu. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warga Desa Bener, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten menggeluti usaha sebagai perajin gitar. Mereka rata-rata sebelumnya bekerja di industri gitar wilayah Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo yang terkenal sebagai sentra industri gitar.

Salah satu warga Bener yang menggeluti usaha sebagai perajin gitar yakni Budi Santoso, 41, warga Dukuh Bogor. Pria lulusan SD itu sekitar 10 tahun terakhir menggeluti wirausaha sebagai perajin gitar di kampungnya. Sebelumnya, Budi menjadi pekerja di salah satu industri gitar wilayah Desa Ngrombo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Budi tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP lantaran keterbasan biaya. Orang tuanya saat itu bekerja sebagai petani.

“Setelah lulus kemudian ikut belajar di industri gitar wilayah Desa Ngrombo. Di sana sekitar 15 tahun, mulainya antara tahun 1995 dan 1996,” kata Budi saat ditemui di rumah sekaligus tempat produksi gitar miliknya pekan lalu.

Hingga akhirnya, Budi memutuskan membuka tempat produksi gitar di rumahnya. Di rumah, Budi tetap mengerjakan orderan gitar dari sentra industri gitar wilayah Ngrombo. Selain itu, dia mulai secara mandiri membikin gitar untuk dipasarkan melalui para pengepul.

Baca Juga: Gerabah Melikan Klaten, Pemasarannya Tembus ke Australia dan Belanda

Dalam sepekan, Budi yang dibantu tiga karyawannya rata-rata memproduksi tiga lusin atau 36 gitar. Selain gitar akustik, dia juga melayani permintaan ketika ada order gitar costum, pembuatan gitar sesuai permintaan pemesan.

Budi terus melebarkan sayap penjualan gitarnya. Bermitra dengan tetangga di kampungnya, Budi memiliki toko gitar di Karawang.

Harga gitar bervariasi mulai dari Rp200.000 hingga jutaaan rupiah. Hal itu berdasarkan jenis kayu, spesifikasi, serta kerumitan dalam proses produksi.

Meski memiliki pengalaman membikin gitar puluhan tahun, Budi mengaku tak bisa memainkan instrumen tersebut. Soal caranya untuk mengetes kualitas gitar yang dibikin, Budi menyerahkan ke salah satu karyawannya yang jago bermain gitar.

Baca Juga: Mengenal Desa Wisata Jarum Bayat sebagai Sentra Batik Tulis di Klaten

Disinggung produksi gitar saat pandemi Covid-19, Budi mengaku permintaannya justru meningkat. Order dari toko gitar di Karawang meningkat. Budi bisa mengirim satu lusin gitar setiap pekannya.

Namun, belakangan order gitar terus menurun. Sekitar sebulan terakhir, Budi meliburkan ketiga karyawannya lantaran sepi order.

Salah satu penyebab, yakni naiknya harga bahan untuk produksi gitar. Harga tiner belakangan melonjak dari semula Rp15.000 per liter menjadi Rp21.000 per liter. Selain itu, harga melamin meninglat dari semulai Rp505.000 per drum menjadi Rp800.000 per drum.

Budi menilai para produsen gitar yang mengandalkan penjualan melalui pengepul kalah bersaing dengan produsen gitar yang menjual gitar secara online dengan harga lebih murah. Faktor lain, yakni menurunnya daya beli masyarakat membeli gitar.

Baca Juga: Rumah Produksi Suun Desa Manjung Klaten Diwariskan Secara Turun Temurun

“Saya juga menyadari, kondisi saat ini masyarakat lebih mengutamakan membeli kebutuhan pokok dari pada gitar,” kata Budi.

Meski sepi order, Budi menjelaskan hingga kini dia terus memproduksi gitar akustik dan sementara digarap sendiri. Dia berharap harga bahan baku bisa menurun dan pemerintah membantu pemasaran gitar produksi lokal.

Ketua RW 006, Dukuh Bogor, Desa Bener, Sumarlin, mengatakan Bener menjadi sentra industri gitar setelah produksi gitar di wilayah Sukoharjo berkembang. Warga Bener mulai menggeluti usaha produksi gitar di rumah mereka sekitar 1997.

“Jadi awalnya orang-orang di Desa Bener ini bekerja di sana [sentra industri gitar di Ngrombo]. Setelah punya keahlian dalam produksi, akhirnya memilih mengerjakan gitar dari pekerjaan di sana dari rumah. Seiring perjalanan waktu, mereka bisa mandiri,” kata Sumarlin.

Baca Juga: Widodo Makmur Perkasa Raih Pendanaan Rp600 M dari LDA Capital

Dia menjelaskan sekitar 25 warga Bener menggeluti usaha produksi gitar. Paling banyak perajin gitar berada di wilayah Dukuh Bogor dan Tegalrejo.

“Pada tahun 2000-an ke sini itu hampir semua membikin gitar,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya