SOLOPOS.COM - Petugas Satlantas Polres Demak melaksanakan operasi penyekatan PPKM Darurat di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (6/7/2021). Polres Demak secara berkala melakukan operasi penyekatan di sejumlah titik jalan protokol dan pemeriksaan kelengkapan syarat melintas luar kota sesuai aturan PPKM Darurat Jawa-Bali guna menekan lonjakan kasus Covid-19. (Antara-Aji Styawan)

Solopos.com, JAKARTA — Institut Studi Transportasi (Instran) menilai penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat di Pulau Jawa dan Bali efektif menekan pergerakan masyarakat. Efektivitas itu PPKM Darurat Jawa-Bali terbukti dari angka pengguna transportasi umum yang terus menurun dari biasanya.

“PPKM Darurat jelas efektif menekan mobilitas. Terlihat dari perkembangan penumpang Transjakarta yang merosot tajam sampai 40% dibandingkan sebelum ada PPKM,” katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Sabtu (10/7/2021).

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Baca Juga: Varian Delta Meluas, Kata WHO Tetap Pakai Masker!

Bukan hanya Transjakarta, dia melihat penurunan penumpang juga dialami oleh moda kereta api perkotaan seperti KRL Jabodetabek, MRT, dan LRT. Bahkan, mobilitas antardaerah yang menggunakan bus AKAP atau KA jarak jauh jelas merosot tajam atau bahkan dapat dibilang tidak ada.

“Dari sini jelas efektif [PPKM Darurat] membatasi pergerakan. Tapi kalau efektif menurunkan Covid-19 juga tidak karena buktinya kasus Covid-19 naik terus,” ujarnya.

Pengetatan Perjalanan

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mencatat adanya penurunan jumlah armada bus yang beroperasi di Terminal Tipe A Pulo Gebang selama penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali. Dia mengatakan penurunan operasional bus tersebut bahkan mencapai 60% dari jumlah yang biasanya beroperasi sebelum adanya pengetatan perjalanan.

Sementara efektivitas PPKM Darurat dari jumlah penumpang di Pulo Gebang, terjadi penurunan yang sangat drastis. Pasalnya, pada 8 Juli 2021, hanya terdapat tujuh orang calon penumpang yang akan berangkat dari terminal tersebut.

Baca Juga: Kenali Virus Corona Varian Delta Hasil Mutasi K417N!

Di sisi lain, Direktur Jenderal Perkeretaapiaan Kemenhub Zulfikri mengakui bahwa jumlah pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek belum menunjukkan penurunan yang signifikan selama penerapan PPKM Darurat. Menurutnya perlu diberlakukan aturan tambahan yang makin memperketat persyaratan perjalanan agar angka penurunan jumlah penumpang harian bisa terus ditekan.

“Namun selama PPKM Darurat, penurunan penumpang tidak hanya terjadi pada KRL Jabodetabek, melainkan hampir seluruh layanan kereta api. Untuk kereta api antar kota karena memang banyak yang sudah dibatalkan, jumlah penumpang menurun sangat signifikan 71 persen. Untuk kereta lokal perkotaan seperti Bandung Raya dan Surabaya juga menurun cukup signifikan sampai 70 persen sedangkan KRL Jogja-Solo 51%,” jelasnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya