SOLOPOS.COM - ilustrasi

PDAM Sragen kehilangan pendapatan hingga Rp22,8 miliar per tahun.

Solopos.com, SRAGEN — Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen kehilangan potensi pendapatan hingga Rp22.820.116.300 tiap tahunnya karena kebocoran air. Angka itu didapat dari perkalian tarif air per meter kubik Rp3.700 dengan total air yang bocor dalam setahun 6.167.599 meter kubik.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Persentase kebocoran air kami masih 28 persen atau 6.167.599 meter kubik per tahun. Sedangkan tarif air kami Rp3.700 lebih sedikit,” ujar Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirto Negoro Sragen, Supardi, kepada Solopos.com, Rabu (17/1/2018).

Supardi menjelaskan kebocoran air di perusahaannya paling dominan karena pipa yang perlu diganti. Sejumlah ruas jaringan yang perlu diganti seperti di Jl. Raya Sukowati, Jl. Veteran, Jl. Brigjen Katamso, dan Jl. Ahmad Yani, dengan total panjang sekitar delapan kilometer. Selain itu ada beberapa jaringan di unit kecamatan bocor.

Dia mencontohkan kebocoran air di Kecamatan Masaran yang mencapai 35 persen per 26 Desember 2017. Setelah dicek ternyata banyak ditemukan kebocoran jaringan di wilayah itu. Mengetahui hal itu tim PDAM langsung melakukan perbaikan.

Alhasil per 16 Januari 2018 tingkat kebocoran di Masaran berhasil di tekan di angka 18 persen. “Bila dibandingkan target maksimal kebocoran 20 persen memang masih butuh pembenahan. Tapi tahun ini tak ada anggaran untuk itu,” tutur dia.

Menurut Supardi, kebutuhan anggaran untuk penggantian jaringan pipa tua tersebut sekitar Rp13 miliar. Dengan skema penggantian yang dibuat, pada 2021 tingkat kebocoran ditarget 24 persen. “Target penurunan dua persen per tahun,” kata dia.

Supardi menerangkan alat untuk mengukur tingkat kebocoran air masih dengan metode analog sehingga akurasinya tak sebaik alat digital. “Bila tingkat kebocoran sudah 24 persen untuk menurunkan lagi lebih susah,” imbuh dia.

Supardi menuturkan tahun ini fokus agenda pembuatan sumur baru di Sambungmacan. Sumur itu untuk memenuhi kebutuhan air di Kecamatan Tangen dan Jenar yang memang kekurangan air bersih. Karena program itu pula PDAM tak mendapat anggaran penggantian jaringan rusak tahun ini.

Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Sragen, Sri Pambudi, berharap penggantian jaringan pipa rusak bisa konsisten dilakukan tiap tahun. Targetnya agar tingkat kebocoran air PDAM bisa kurang dari 20 persen sesuai amanat undang-undang. Semakin sedikit air PDAM yang bocor, menurut dia, akan semakin banyak pendapatan yang masuk ke kas daerah saban tahunnya.

Apalagi saat ini Pemkab sedang butuh tambahan pendapatan asli daerah (PAD) untuk mengangsur utang Rp200 miliar yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Tak hanya dari PDAM, sumber pendapatan lain harus dioptimalkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya