SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi perah (Rachman/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, BOYOLALI – Para peternak sapi perah di Boyolali mulai merasakan dampak adanya penyakit mulut dan kuku atau PMK yang merebak di wilayah setempat terhadap produksi susu segar. Hal itu karena produktivitas sapi perah mereka terganggu akibat adanya PMK.

Salah satu peternak di Kebon Gulo, Kecamatan Musuk, Boyolali, Drajat Triwibowo, mengaku terjadi penurunan produksi susu karena banyak sapi bergejala PMK yang menyerang beberapa ternak di desanya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Saya setiap harinya mengambil susu begitu, biasanya satu mobil begitu isi 500 liter, sekarang ya turun jadi sekitar 450 liter,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di peternakannya, Jumat (10/6/2022).

Ia mengungkapkan memang belum ada sapi yang mati di desanya akibat kena PMK, akan tetapi ia mengungkapkan ada sapi yang sampai tidak bisa berdiri. Drajat mengungkapkan penurunan produksi susu sapi baru dirasakan akhir-akhir ini. “Yang pas awal-awal PMK di Boyolali dan berita PMK di Jawa Timur sini masih bagus produktivitasnya,” jelasnya.

Walau produktivitas sapi perah terganggu, Drajat mengungkapkan pembelian susu tetap lancar. Bahkan, para pembeli susu partai besar seperti pabrik selalu meminta lebih. “Susu sapi ini kami kirim ke KUD Musuk, kemudian dikirimkan ke banyak pabrik pengolahan susu,” kata dia.

Baca juga: Waduh! Zona Merah Penyakit Mulut & Kuku Boyolali Bertambah, Cek di Sini

Drajat berharap PMK cepat berlalu dan pemerintah lebih cepat saat membantu peternak serta obat-obatan untuk mengobati PMK dapat mengalir lancar.

“Siapa sih peternak yang tidak takut PMK? Enggak ada, tapi kami siasati dengan usaha, cari obat-obatan biar enggak kena PMK, jaga kebersihan kandang juga. Kami juga kasih antibiotik ke sapi agar daya tahan tubuhnya kuat,” jelas dia.

Sementara itu, peternak lain asal Cepogo, Boyolali, Tri Mardiyanto, 32, mengatakan produksi susu sapi di peternakannya menurun drastis karena beberapa sapinya menunjukkan gejala PMK. Ia mengatakan pada saat awal-awal PMK masuk ke Boyolali, produksi susu di peternakannya belum terganggu.

Baca juga: Sing Sabar, Penutupan Pasar Hewan di Boyolali Diperpanjang Lur…

“Pokoknya ini turun sangat drastis. Dulu biasanya sehari bisa 15 liter per sapi, sekarang tinggal dua atau tiga liter per sapi,” kata dia.

Untuk pembelian susu sapi, Tri mengungkapkan tidak ada penurunan pembelian. Mobil yang biasanya mengambil susu ke kandangnya juga rutin mengambil susu. “Saya berharap PMK segera selesai di Boyolali sehingga produktivitas susu di peternakan kami kembali meningkat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya