SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernikahan beda usia. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Pernikahan beda usia yang terpaut jauh atau lebih dari 10 tahun seperti Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa memiliki plus dan minus. Bagi individu yang menjalani hubungan ini tentu butuh penyesuaian besar.

Secara psikologis, pernikahan beda generasi memiliki konflik yang berbeda dengan pasangan pada umumnya yang hanya beda usia setahun atau dua tahun. Simak ulasannya di tips pernikahan kali ini.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Tidak bisa dipungkiri, pernikahan beda usia memang memiliki plus minus tersendiri termasuk potensi konflik pernikahan yang berbeda dibandingkan pasangan menikah yang usianya relatif sepantar. Hal ini sebaiknya perlu dibicarakan dan didiskusikan dengan matang ketika memutuskan untuk menikah dengan orang yang berbeda generasi.

Mengutip laman klikdokter.com pada Selasa I(6/6/2022), pasangan beda usia dan generasi rentan mengalami konflik yang berhubungan dengan perkembangan psikologi dan sosial. Artinya, berbeda usia, berbeda pula masalah psikologis, tuntuntan, dan peran mereka di lingkungan sosial.

Baca Juga: Akhirnya Menikah, Begini Perjalanan Cinta Deddy Corbuzier

Contoh potensi konflik pada pernikahan beda generasi secara umum dengan beda usia pasangan pria yang jauh lebih tua. Suami yang berusia 40 tahun-65 telah mencapai perkembangan emosi yang matang sehingga perubahan suasana hatinya lebih stabil. Sementara itu, istri yang berusia 20 tahun-30 tahun masih memiliki jiwa muda yang bebas dan penuh dinamika.

Suami bisa sulit memahami atau menyesuaikan dengan perubahan mood istri di kesehariannya. Selain itu, suami yang lebih suka ketenangan di rumah bisa kesulitan mengikuti gaya hidup istri yang lebih suka menghabiskan waktu di luar. Terlebih, ia bisa kecewa karena istri kerap meninggalkan pekerjaan rumah tangganya.

Baca Juga: Pamit dari Media Sosial, Ternyata Deddy Corbuzier Menikah

Pada kasus pernikahan dengan istri yang lebih tua, suami yang lebih muda bisa merasa terintimidasi ataupun kurang percaya diri dalam hubungan. Perasaan ini biasanya muncul karena pada masa itu, sang suami masih berusaha untuk meniti karier, sementara sang istri sudah lebih mapan, bahkan berada di puncak karier.

Agar pernikahan beda usia yang memiliki plus minus ini bisa berjalan harmonis, sebaiknya pahami akar masalah.   Jika merujuk pada teori perkembangan psikososial dari psikolog asal Jerman, Erik Erikson, seorang individu akan mengalami krisis yang berbeda-beda dalam setiap tahap perkembangan usianya.

Untuk orang berusia 20 tahun-30 tahun, biasanya mengalami kecemasan mengenai kepastian karier dan mendapatkan pasangan ideal. Di tahapan ini seseorang cenderung mengalami krisis jati diri yang membuatnya kerap merasa terisolasi dari lingkungan sosial dan kesepian.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Menikah, Azka Corbuzier Tulis Komentar Begini

Sementara untuk orang yang telah memasuki tahapan usia 40 tahun-65 tahun tujuannya adalah mencari makna hidup. Orang pada usia ini lebih berfokus pada bagaimana profesi yang dijalaninya selama ini dan sejauh apa ia mampu berguna bagi orang-orang di sekelilingnya.

Krisis yang cenderung dialami adalah merasa cemas jika ternyata tidak melakukan hal yang berguna atau menjalani hidup yang monoton. Mereka juga takut kehilangan orang-orang terdekat. Kondisi ini dikenal juga dengan krisis paruh baya.

Dengan mengenali masalah psikologis dan tuntutan sosial berdasarkan usia pasangan ini, Anda bisa lebih memahami harapan, bentuk komitmen, serta kekhawatiran yang ditunjukkan pasangan dalam hubungan pernikahan beda usia jauh.

Baca Juga: Menikah dengan Deddy Corbuzier, Ini Profil Sabrina Chairunnisa

Tak hanya memiliki minus, pernikahan beda usia juga memmiliki plus atau kelebihan.  Pada studi yang dilakukan Purdue University, didapatkan hasil bahwa perempuan yang memiliki suami jauh lebih tua merasa lebih bahagia menjalani pernikahan dibandingkan pasangan menikah yang tidak memiliki beda usia jauh.

Salah satu aspek yang menjadi penentu kebahagiaan dari pernikahan beda usia jauh tersebut adalah kemapanan secara finansial. Selain matang dalam sisi emosi dan psikologis, laki-laki berumur 45-60 tahun umumnya telah mapan secara ekonomi sehingga kebutuhan hidup yang membutuhkan banyak biaya seperti rumah dan kendaraan sudah bisa terpenuhi.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Pamit dari Media Sosial, Ada Apa?

Secara psikologis, menikah dengan orang yang lebih tua, baik itu untuk pasangan laki-laki maupun perempuan, dapat menciptakan perasaan aman bagi pasangan yang lebih muda. Hal ini dikarenakan orang yang lebih tua memiliki banyak pengalaman hidup sehingga dapat menjadi sosok panutan sekaligus pelindung.

Keuntungan ini juga bertimbal balik pada pasangan yang lebih tua. Oleh karena kerap mencari makna hidup, ia akan merasa dirinya berharga jika ternyata bisa membantu orang lain, terlebih pasangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya