SOLOPOS.COM - Peringatan KPU tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 pada 9 Desember 2020. (Kpu.go.id)

Solopos.com, SOLO -- Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 akhirnya resmi digelar pada hari ini, Rabu (9/12/2020).

Seharusnya pilkada yang digelar serentak kelima kalinya ini digelar pada 23 September 2020.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

TPS Unik di Sragen, Anggota KPPS Pakai Surjan Sediakan Bilik Khusus di Ruang Keranda

Akan tetapi, karena situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda kala itu membuat Presiden Jokowi memutuskan untuk mengundur jadwal pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 menjadi hari ini, 9 Desember 2020.

Meski telah diundur, penyelenggaraan Pilkada 2020 ini banyak penolakan dari berbagai pihak. Hal ini mengingat situasi pandemi Covid-19 yang masih menyelimut Tanah Air bahkan cenderung meningkat.

Begini Cara Polisi Solo Ingatkan Pemilih Taati Protokol Kesehatan di TPS

Penolakan dari DPD

Penolakan tersebut juga salah satunya berasal dari Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

"Pandemi Covid-19 telah berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia," terang Ketua Komite I DPD RI, Agustin Teras Narang, dikutip dari Bisnis.com, Rabu.

Kumpulan Promo Pilkada 2020 di Solo: Dari Salon Kecantikan hingga Tempat Wisata

Menurut Teras, Pilkada Serentak 2020 ini akan melibatkan jumlah pemilik hingga ratusan jiwa atau tepatnya 150 juta orang. Di mana hal ini bisa mengancam keselamatan jiwa pemilih dan juga penyelenggara pemilu.

"Kami mempertimbangkan pula sampai saat ini jumlah korban yang terinfeksi Covid-19 masih terus bertambah serta belum menunjukkan kecenderungan akan melandai apalagi berakhir," tambah dia.

Mulai 1 Januari 2021, Pesan Tiket KA Dilayani Online, Loket Stasiun Hanya Untuk Go Show

Berbagai penolakan tak menyurutkan Presiden Jokowi untuk tetap menggelar pesta demokrasi ini. Menurut Jokowi, pandemi Covid-19 tidak ada yang tahu akan berakhir kapan, sehingga Pilkada 2020 harus tetap berjalan.

"Situasi tidak bisa dibiarkan, penyelenggaraaan pilkada harus tetap dilakukan. Tidak bisa menunggu sampai pandemi berakhir karena memang kita tidak tahu, negara mana pun tidak tahu kapan pandemi Covid-19 ini berakhir," jelas Jokowi, Selasa (8/9/2020) lalu.

Liga Champions: Lazio Amankan Tiket 16 Besar Seusai Imbangi Club Brugge

Pertama Kali dalam Sejarah

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2020 ini akan menjadi sejarah baru karena untuk pertama kalinya digelar di tengah situasi pandemi.

"Ini sejarah pertama ya. Tahun 2020 menjadi pemilihan kepala daerah pertama yang diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19," beber Arief dalam rilisnya di situs resmi penanganan Covid-19.

Pria Tua Dihukum Mati Setelah Perkosa Bocah Balita Cucu Tetangga

Meskipun begitu, Pilkada 2020 ini merupakan momen penting karena dalam pelaksanaannya akan menjadi dasar dan pijakan bagi generasi mendatang jika dihadapkan dalam situasi seperti ini, yaitu pandemi Covid-19.

"Kebetulan sekarang virusnya corona. Suatu saat bisa saja ada virus yang lain. Maka hari ini kita tidak hanya membuat sejarah secara teknis pelaksanaannya, tetapi juga regulasinya. Kemudian, model pelaksanaannya, kulturnya. Ini penting untuk bisa menjadi model di masa yang akan datang," ucap Arief.

Pilkada Solo: 30 Orang Ajukan Pindah Lokasi Mencoblos, 17 Di Antaranya Pasien Covid-19

Pantau Berita Pilkada di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya