SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

Tak ada yang aneh dari fisik seorang Agus Badrullah, 44. Badannya tegap. Gaya bicaranya pun mantap layaknya lelaki pada umumnya. Namun siapa sangka, di balik penampilannya, Agus mengidap penyakit yang sangat berbahaya. HIV Stadium IV atau AIDS bersarang di tubuhnya.

“Kalau orang diwisuda cumlaude, IP (indeks prestasi) 4, saya dulu diwisuda di (RS) dr. Moewardi dengan Stadium IV,” ujarnya saat memberi testimoni dalam peresmian Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo, Selasa (25/2/2014).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Bayang-bayang kematian sempat berkecamuk di benak Agus. Lelaki asal Jakarta ini menganggap hidupnya tinggal menunggu waktu. Sebagai mantan anak jalanan, informasi yang dimilikinya sangat minim kala itu. “Setelah divonis pada 2006, saya terbayang tinggal nunggu waktu kapan masuk kuburan,” ucapnya sambil tersenyum.

Beruntung, Agus bertemu dengan sejumlah pihak yang menyarankannya mengonsumsi antiretroviral virus (ARV). Dengan bantuan ARV, Agus dapat beraktivitas kembali tujuh tahun terakhir. Agus kini bahkan menjadi pendamping bagi penderita HIV/AIDS maupun pecandu narkoba. Daerah jangkauannya meliputi Sragen, Karanganyar, Klaten dan wilayah sekitarnya. “Pengidap HIV/AIDS sebenarnya sama dengan manusia lain, punya aktivitas. Bedanya cuma virus yang ada di tubuh mereka. Ini kadang yang belum dipahami sebagian warga,” tutur lelaki yang berdomisili di Laweyan itu.

Menurutnya, sosialisasi HIV/AIDS yang gencar dilakukan tak lantas memupus stigmatisasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dia merasa masih ada diskriminasi yang kuat terhadap ODHA. Alhasil, tak semua ODHA berani melaporkan kasusnya kepada pihak terkait. “Rata-rata pengguna (narkoba) yang positif tidak mau lapor. Itu (stigmatisasi) yang mereka takutkan,” ujarnya.

Agus mengakui sangat sulit menghapus diskriminasi bagi ODHA. Namun untuk mengikis, dia yakin ada cara. Agus berharap organisasi seperti Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mampu menjembatani ODHA dan warga lewat informasi apa adanya. Sebagai ODHA, ia dan kalangannya pun telah berjanji tidak akan menularkan virusnya pada orang lain.

“Apalagi pada orang yang kita cintai. Itu komitmen ODHA,” ucapnya tegas. Di akhir perbincangan, Agus menyembulkan harapan kesembuhan bagi kalangannya meski itu hanya setitik jarum. “Saya tahu kami harus minum ARV sampai mati. Namun saya yakin kami bisa sehat lagi..”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya