SOLOPOS.COM - Ilustrasi tidur siang. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Tidur siang bermanfaat untuk kebugaran tubuh, namun sebaiknya tetap perhatikan durasinya. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Menurut profesor psikologi dari Loughborough University di Inggris Kevin Morgan aktivitas ini dapat memulihkan kondisi tubuh dan efek yang berbeda tergantung pada alasan melakukannya.  Ketika orang belum tentu merasa kurang tidur atau lelah, misalnya, tidur siang tetap dapat mendukung kesehatan.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Sementara itu, sebuah tidur siang kompensasi, yakni ketika seseorang kurang tidur dapat membantu mengkalibrasi ulang tingkat molekul yang disebut adenosin. Menurut dia, seperti dikutip dari Livestrong, tingkat adenosin yang lebih rendah meningkatkan kewaspadaan, sementara tingkat yang lebih tinggi dapat meningkatkan rasa kantuk.

Di sisi lain, kendati bermanfaat untuk tubuh, namun kita perlu memperhatikan durasi tidur siang. Mengapa?

Direktur Washington State University’s Sleep and Performance Research Center Hans Van Dongen mengatakan tidur siang bermanfaat, salah satunya membuat orang merasa jauh dari segar. Ini dikenal sebagai inersia tidur yakni keadaan fisiologis gangguan kinerja kognitif yang dapat terjadi segera setelah tidur malam dan tidur siang.

“Gangguan sementara, disorientasi, dan berkurangnya kewaspadaan dapat terjadi setelah bangun dari periode tidur apa pun, dan membutuhkan waktu biasanya sekitar 15 menit untuk menghilang,” kata Van Dongen dikutip dari Antara pada Senin (9/1/2023).

Menurut dia, bukan masalah ketika orang punya waktu untuk membiarkan inersia tidur berlalu, tetapi ini bisa menjadi masalah bagi orang yang sedang menelepon atau perlu waspada secara optimal segera setelah bangun dan ini sering terjadi pada orang yang tidur siang.

Selain itu durasi tidur siang yang terlalu lama juga tidak cocok bagi mereka pengidap insomnia kronis. Individu dengan insomnia kronis, inersia tidur dapat memperburuk gejala dan sebaiknya pasien tidak tidur siang. Sementara bagi mereka yang tidak mengalami insomnia kronis, tidur siang kurang dari 30 menit cenderung menyebabkan inersia tidur.

Psikolog Moira Junge menuturkan, ketika seseorang tidur selama lebih dari 30 menit, mereka cenderung memasuki tahap tidur yang lebih dalam. Orang dengan inersia tidur, bangun selama tahap ini juga dapat membuat orang merasa pening, mengantuk, bingung dan bingung.

Jadi, sambung dia, tidur siang selama 20 menit atau lebih, sebelum jam 15.00 sangat ideal.  Tetapi, 30 menit atau kurang bukanlah aturan yang sulit dan cepat.

Dalam beberapa kasus, tidur siang dengan durasi lebih lama sekitar 1,5 jam juga bisa bermanfaat. Jangka waktu ini memungkinkan tubuh untuk melewati tahapan tidur dan menghindari gangguan tidur nyenyak.

“Jenis tidur siang yang lebih lama ini mungkin sangat membantu pekerja darurat dan pekerja shift yang berusaha menghindari kelelahan dan harus menghadapi kesempatan yang berkurang untuk tidur yang cukup,” ujar Junge.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya