SOLOPOS.COM - Para pemateri memberikan paparan dalam Diskusi Sinergitas Perbarindo dan Universitas Dalam Rangka BPR-BPRS Go To Campus, Rabu (18/5/2022) di Nava Hotel Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Selama ini masih terjadi kesenjangan antara sumber daya manusia (SDM) lulusan perguruan tinggi (PT) dengan dunia perbankan. Khususnya di Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Sehingga pengenalan dan pelatihan yang diberikan BPR kepada para lulusan yang menjadi calon pegawai memakan waktu lama. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, Persatuan BPR Indonesia (Perbarindo) Jawa Tengah (Jateng) menggandeng perguruan tinggi untuk mengurangi kesenjangan tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perbarindo Jateng, Dadi Sumarsana, mengatakan pengenalan BPR sudah harus diberikan sejak mahasiswa masih menimba ilmu di kampus.

“Saat ini dalam perekrutan calon pegawai, BPR masih memberikan pengenalan, pelatihan atau training yang lebih panjang. Ini karena mereka [para lulusan kampus] tak kenal BPR. Contohnya pada akuntansi, akuntansi BPR ini tidak sama dengan bank umum,” ujarnya di sela Diskusi Sinergitas Perbarindo dan Universitas Dalam Rangka BPR-BPRS Go To Campus, Rabu (18/5/2022) di Nava Hotel Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Oleh sebab itu, Perbarindo menggandeng pihak kampus untuk berbagi tentang keilmuan BPR sejak dini untuk mempersiapkan SDM yang siap pakai.

Baca Juga: BPR Artha Sari Bagikan 405 Bingkisan Lebaran

“SDM yang new entrance atau SDM yang baru-baru lulus diharapkan sudah mengerti BPR, sehingga ketika diadakan seleksi perekrutan mereka bisa lolos dan siap kerja. Di situasi ekonomi yang sedang bangkit ini juga tentunya butuh SDM-SDM milenial yang mengerti teknologi, dan sebagainya,” imbuhnya.

Sebagai langkah awal, Perbarindo menggandeng 12 kampus di Jawa Tengah. Di antaranya Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Muria Kudus (UMK), Universitas Tidar (Untid) Magelang, dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

“Dalam MoU dengan 12 PT se-Jateng baik negeri maupun swasta, kita saling mengenalkan universitas ini prodinya apa. Kita juga mengundang Ketua Perbarindo, Joko Suyanto, dalam kesempatan ini untuk menjelaskan program kebijakan dan strategi pembangunan SDM ke depan,” kata Dadi.

Baca Juga: OJK Terbitkan Aturan Baru Untuk BPR dan BPRS, Apa Saja?

Dalam kerja sama dengan universitas nanti, pejabat level direksi dan komisaris BPR bisa menjadi dosen praktisi.

Di sisi lain, ada 254 BPR yang tergabung dalam Perbarindo dengan aset sekitar Rp46 triliun (secara konsolidasi) dengan jumlah SDM sekitar 18.700 orang.

Sementara itu, Rektor UMK, Darsono, mengakui adanya kesenjangan antara kompetensi yang diberikan kepada mahasiswa di kampus dengan kompetensi yang dibutuhkan BPR.

“Karena BPR sebagai entitas perbankan yang spesifik, berbeda dengan bank umum sehingga dibutuhkan pula kompetensi yang spesifik,” ujarnya.

Ia menilai MoU antara BPR dengan pihak kampus ini merupakan hubungan mutualisme yang memang dibutuhkan.

Baca Juga: Waduh! Sudah 9 BPR di Jateng dan DIY Ditutup, Ini Sebabnya

“Ke depan perlu duduk bersama untuk mengakomodasi dan saling berbagi apa kebutuhan BPR dan apa yang bisa diperbuat oleh perguruan tinggi. Sehingga dibutuhkan pertemuan lebih lanjut dalam semangat go to campus supaya persoalan SDM yang dihadapi oleh BPR yang belum siap kerja ini biasa diatasi,” ujarnya.

Menurutnya, jika kompetensi lulusan PT sudah sesuai dengan kebutuhan BPR, maka produktivitas kerja mereka juga tidak perlu tertunda oleh masa pelatihan yang lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya