SOLOPOS.COM - Pekerja menggoreng emping di salah satu tempat produksi emping di Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Sabtu (19/3/2022). Sulitnya mendapatkan minyak goreng curah sempat membuat pelaku usaha emping libur produksi. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pelaku usaha kecil menengah (UKM) hingga kini masih kelimpungan gegara gonjang ganjing minyak goreng, Sabtu (19/3/2022). Harga minyak goreng curah tak kunjung turun.

Pelaku usaha emping di Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Suparni, 70, mengatakan harga minyak goreng per jeriken berisi 16 kg minyak goreng curah senilai Rp455.000.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dia menggunakan minyak goreng curah terbaik demi menjaga kualitas emping. Harga itu sudah bertahan selama dua pekan terakhir dari Rp420.000 per 16 kg minyak curah.

Baca Juga: Kisah Emak-Emak Klaten yang Geregetan saat Minyak Goreng Melimpah

“Sebelumnya kalau beli minyak goreng curah tidak sampai Rp400.000 per jeriken 16 kg,” kata Suparni saat ditemui di tempat usahanya, Sabtu (19/3/2022).

Dalam sehari, Suparni membutuhkan empat jeriken minyak goreng curah. Sebelum harga minyak goreng curah melonjak, Suparni sempat meliburkan karyawannya selama sepekan.

Suparni sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng curah berkualitas. Dia memilih kembali mengoperasikan tempat usaha lantaran tak tega dengan kondisi karyawannya yang menganggur dan tak memiliki penghasilan.

Baca Juga: Ahli Ekonomi Pertanian Beri Saran Soal Polemik Minyak Goreng, Apa Saja?

Suparni menjelaskan naiknya harga minyak goreng curah itu belum termasuk harga bahan baku emping. Dia menuturkan bahan baku untuk membuat jajanan emping salah satunya gula. Harganya pun mulai merangkak naik. Belum lagi sulitnya mencari bahan baku melinjo.

Atas kondisi itu, Suparni terpaksa berencana menaikkan harga jual emping jika harga minyak goreng terus melonjak. Harga emping produki Suparni dijual Rp250.000 per 5 kg. Rencananya, harga emping naik Rp25.000 atau menjadi Rp275.000 per 5 kg.

“Harapan kami, harga dan stok minyak goreng bisa dinormalkan lagi,” kata dia.

Baca Juga: Ini 5 Bos Pemilik Berbagai Merek Minyak Goreng yang Kini Mahal

Pelaku usaha keripik belut asal Desa Ceporan, Sugiyem, 48, mengatakan harga minyak goreng curah merangkak naik dari sebelumnya sekitar Rp400.000 per jeriken ukuran 17 kg kini menjadi Rp500.000. Dalam sehari dia membutuhkan dua jeriken minyak goreng curah.

Sugiyem sempat beralih menggunakan minyak goreng kemasan dengan sehari membutuhkan tiga karton atau berisi 12 kemasan minyak goreng ukuran 1 liter. Satu karton minyak goreng kemasan sebelumnya seharga Rp230.000. Namun, sepekan ini harganya naik menjadi Rp300.000 per karton.

“Harga jual keripik belut juga naik. Sebelumnya Rp100.000 per kg menjadi Rp110.000 per kg,” katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Mursidi, mengatakan penjualan minyak goreng kemasan menyesuaikan mekanisme pasar setelah terbit Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendag) No 11/2022. Sementara, harga minyak goreng curah tetap mengacu harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kg.

Baca juga: Menko Airlangga: Melawan Hukum, Tangkap Mafia Minyak Goreng!

“Kami akan memantau yang diterapkan HET [minyak goreng curah]. Kami sudah turun mengecek ke pasar. Kondisi stok minyak curah sangat minim karena suplai terlambat. Kami sudah sampaikan ke distributor juga [kesulitan minyak curah ke Kemendag]. Dari Kemendag memang membuka ruang untuk menyampaikan curhat terkait minyak goreng,” kata Mursidi.

Mursidi mengakui stok minyak goreng kemasan saat ini melimpah. Hal itu terjadi sejak pemerintah mencabut ketentuan HET. Saat penerapan HET, awal Februari lalu, stok minyak goreng kemasan terbatas. Harga minyak goreng kemasan saat ini ada yang Rp19.000 per liter ada yang mencapai Rp24.500 per liter menyesuaikan mekanisme pasar.

“Stok minyak goreng kemasan saat ini melimpah. Lihat saja di toko. Dari distributor beberapa waktu lalu juga menyampaikan. Saat ini minyak goreng kemasan banyak tetapi pembelinya tidak ada [sedikit],” kata Mursidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya