SOLOPOS.COM - Pasar hewan Jatinom ditutup sementara menyusul ada perpanjangan penutupan hingga Selasa (21/6/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPemkab Klaten menyatakan penutupan sementara pasar hewan bukan untuk mematikan ekonomi para pedagang maupun peternak. Sebaliknya, penutupan itu dimaksudkan agar kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) bisa segera terkendali jelang Iduladha.

Sebagai informasi, seluruh pasar hewan ditutup selama 14 hari mulai Rabu (25/5/2022) hingga Selasa (7/6/2022). Penutupan sementara itu diperpanjang selama 14 hari hingga Selasa (21/6/2022) menyusul terus meningkatnya angka kasus ternak suspek PMK.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan perpanjangan penutupan sementara pasar hewan lantaran kasus suspek PMK setiap hari terus meningkat.

“Walau ada angka penyembuhan tetapi lebih sedikit dibandingkan angka penambahan. Kami mengambil langkah pasar hewan ditutup sementara. Mutasi dan penularan paling masif di pasar hewan sehingga kami ambil langkah ini agar penyebarannya tidak terlalu banyak,” kata Mulyani saat ditemui di DPRD Klaten, Kamis (9/6/2022).

Mulyani mengakui penutupan sementara pasar hewan itu berdampak kepada para pedagang yang tak bisa berjualan. Namun, dia berharap para pedagang bisa mengerti kondisi tersebut dan mendukung upaya pencegahan persebaran PMK.

Baca Juga: Nasib Pedagang Hewan Klaten, Sulit Putar Duit Pinjaman Saat Pasar Tutup

“Mohon pengertiannya dan mohon sabar. Untuk mengambil langkah ini sangat berat. Tetapi ini dilakukan agar tidak merugi lebih banyak lagi. Soalnya akan menghadapi Iduladha dengan rangkaian penyembelihan hewan kurban. Harapannya nanti saat mendekati sapi sehat,” kata dia.

Penutupan sementara pasar hewan dinilai sebagai langkah paling strategis agar kasus penyakit tersebut tak terus meningkat. Sembari melakukan pengobatan ternak yang sakit, Pemkab menunggu kebijakan dari pemerintah pusat terkait vaksinasi terhadap ternak. Pemkab sudah mengusulkan vaksinasi ternak ke pemerintah pusat.

“Kami sudah mengusulkan ke provinsi dan pusat. Untuk kasus PMK di Klaten masih bisa dikendalikan. Sampai saat ini tidak ada ternak yang mati karena PMK,” kata dia.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, mengatakan penutupan sementara pasar hewan tidak untuk mematikan ekonomi para pedagang ternak.

Baca Juga: Suspek PMK Masih Tinggi, Klaten Perpanjang Penutupan Pasar Hewan

“Justru kami berupaya biar nanti sisa waktu sebelum Iduladha semua [ternak yang sakit] bisa sehat dan kembali dilakukan jual-beli. Kalau tidak ditutup, kasusnya naik terus menjelang hari H [Iduladha], kebutuhan untuk hewan kurban justru tidak tersedia. Kalau bicara kompensasi, sampai hari ini kami belum bicara soal itu. Tetapi sekali lagi tujuan kami bukan untuk mematikan ekonomi,” kata Jajang.

Jajang menjelaskan pengendalian kasus PMK perlu melibatkan berbagai pihak. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus melakukan pengobatan kepada ternak sakit. Peternak maupun para pedagang dan blantik bisa membantu berupaya mencegah persebaran penyakit tersebut.

“Data terakhir ada 500-an ternak suspek PMK. Penularannya sangat cepat,” jelas dia.

Salah satu pedagang sapi asal Kecamatan Tulung yang enggan menyebutkan namanya meminta pasar bisa dibuka lagi. Untuk pencegahan penularan PMK, pedagang itu mengusulkan petugas melakukan pemeriksaan hewan ketika masuk pasar. Hewan yang sakit tak diizinkan masuk pasar hewan.

Baca Juga: Kasus Positif PMK di Klaten Nol, tapi…

“Saya menilai sebenarnya tidak efektif [penutupan pasar hewan]. Pasar hewan dibuka saja dengan syarat sebelum masuk pasar hewan ada pemeriksaan. Saya rasa lebih adil seperti itu. Kasihan para pedagang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya