SOLOPOS.COM - Petugas keamanan berjalan melewati bangku-bangku kosong di pool bus Laju Prima, Jl. Solo-Semarang, Mojosongo, Boyolali, Rabu (10/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Perusahaan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) menyebutkan ada peningkatan jumlah penumpang di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 di Boyolali. Meski demikian, peningkatan ini belum mampu menutup biaya operasional.

Kepala Operasional Laju Prima Divisi Boyolali, Gandang Herdyatmoko, mengatakan peningkatan ini jumlahnya belum signifikan. Tingkat keterisian bus berada di bawah 20 penumpang. Padahal, kapasitas bus Laju Prima sebesar 32 kursi dengan kelas layanan eksekutif.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Ada peningkatan tapi enggak signifikan. Masih seperti kemarin [saat PPKM],” kata dia, saat ditemui wartawan di kantornya Jl. Solo-Boyolali, Mojosongo, Rabu (10/11/2021).

Baca Juga: Bupati Klaten Ajak Generasi Milenial Teladani Perjuangan Pahlawan

Gandang menjelaskan saban hari Laju Prima Divisi Boyolali memberangkatkan 20-25 bus. Setiap bus terisi di bawah 20 penumpang. Padahal, pada saat pandemi, tingkat keterisian bus rata-rata di atas 20 penumpang.

Saat pandemi, tingkat keterisian ini naik pada momen tertentu seperti akhir pekan, libur, dan lainnya. “Pagi ini angkatan dari Purwantoro hanya delapan orang. Kami pakainya kelas eksekutif semua isi 32 orang,” ujar dia.

Untuk menutup biaya operasional, Gandang tidak mengambil opsi menaikkan tarif. Sebab, kebijakan menaikkan tarif di tengah pandemi justru memperparah situasi. Pelanggan akan beralih mencari bus dengan tarif yang lebih murah.

Baca Juga: 7.224 Pelajar Klaten Ikuti Serbuan Vaksinasi Dosis II

“Untuk sementara ini sekadar bertahan saja dulu. Untuk menutup operasional kami terapkan seperti subsidi silang. Karena enggak semua sepi. Ada pula yang ramai. Sekarang sudah banyak PO bertumbangan karena biaya operasional tinggi,” sambung dia.

Biaya operasional ini misalnya biaya bahan bakar, biaya tol, dan lainnya yang mencapai Rp2,5 juta untuk pergi pulang. Ongkos ini masih ditambah untuk biaya disinfeksi bus guna mencegah penularan Covid-19.

Selama ini, pengguna Laju Prima umumnya adalah pelanggan setia. Ia berharap tren peningkatan jumlah penumpang terjadi pada libur Natal dan tahun baru mendatang. Selain itu, kondisi pandemi di tanah air berangsur membaik. Hal ini mengembalikan aktivitas yang sempat terhambat selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Prajurit Kodim Klaten Borong Medali Peparnas XVI Papua

“Harapannya mudah-mudahan pandemi lekas berakhir. Semua bisa beraktivitas kembali. Kalau mau minta bantuan ke pemerintah, pemerintah juga sedang repot,” ujar Gandang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya