SOLOPOS.COM - Pengobatan sapi bakal hewan kurban Iduladha 2015 di Desa Gampengrejo, Kediri, Selasa (15/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Solopos.com, KEDAWUNG -- Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk dalam hal pembelian sapi kurban. Sejumlah pedagang hewan ternak di Sragen mengeluh, penjualan sapi kurban pada tahun ini menurun.

Update Covid-19 Sragen: Tambah 2 Pasien Positif, 1 Orang Sembuh

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Muhtadi, 21, pedagang sapi kurban di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen, mengatakan datangnya pandemi Covid-19 jelas mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap hewan kurban.

Pada tahun lalu, Muhtadi bisa menjual 290 ekor sapi bali selama momentum Idul Adha. Bahkan, lebih dari 200 ekor sapi kurban sudah terjual pada dua pekan jelang Idul Adha pada tahun lalu. Berbeda dengan tahun ini, hingga kini dia hanya mampu menjual 66 ekor sapi kepada pembeli.

“Saya memiliki 70 ekor sapi, sebagian besar jenis sapi bali. Sebagian kecil sapi madura. Sekarang tersisa empat ekor. Biasanya kalau sudah mendekati Idul Adha seperti ini, saya sudah bisa menjual di atas 200 ekor sapi,” papar Muhtadi kala berbincang dengan wartawan di kandangnya, Kamis (16/7/2020).

Pasien Covid-19 Karanganyar Tambah 5 Orang, 1 Diduga Tertular Cucunya yang Sopir

Muhtadi mengaku sengaja menjual sapi bali, madura, dan lombok karena memiliki kualitas daging lebih baik daripada sapi lokal jawa. Menurutnya, sapi bali digembalakan di padang rumput sehingga dagingnya cenderung bersih dari lemak.

Pilih Jual Lokal

Berbeda dengan sapi jawa yang lebih banyak dikasih makan jerami kering. Karena berukuran lebih kecil daripada sapi jawa, sapi bali dijual lebih murah yakni mulai Rp12 juta hingga Rp22 juta. Sementara harga jual sapi lokal jawa minimal Rp17 juta hingga puluhan juta.

“Pembeli sapi kami biasanya tak hanya datang dari Sragen. Banyak pembeli dari Karanganyar, Solo, Wonogiri dan Boyolali. Tapi, jumlah pembeli memang menurun karena terjadi pandemi. Biasanya mereka datang untuk mencari sapi dengan harga terjangkau. Bila sudah dipesan, biasanya kami kasih tanda khusus supaya tidak tertukar atau dibeli oleh orang lain. Sebelum disembelih kami kasih makan di kandang ini, kalau mau disembelih baru diambil,” terang Muhtadi.

Ponpes Jadi Klaster Covid-19 Tertinggi di Wonogiri, Bupati Minta Rekomendasi Tokoh Agama

Senada disampaikan Warsito, pedagang dan peternak sapi asal Karangmalang. Berbeda dengan Muhtadi, dia memilih melayani pembelian sapi jenis lokal. Namun, datangnya pandemi membuat daya beli masyarakat terhadap hewan kurban berkurang.

“Sapi yang saya jual harganya di atas Rp17 juta. Saya lebih memprioritaskan penjualan sapi lokal demi membantu peternak lokal,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya