SOLOPOS.COM - Warga mengisi air pada jeriken di dekat dermaha perahu nelayan di Desa Wisaya Boyolayar, Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Kamis (16/12/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kapal penumpang hilir mudik di Desa Wisata Boyolayar yang masuk perairan Waduk Kedung Ombo (WKO). Kendaraan berkapasitas 40 orang itu milik para nelayan di Dukuh Boyolayar, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.

Warga dukuh itu memiliki 16 unit kapal yang tidak hanya beroperasional di wilayah Boyolayar. Tetapi juga melayani wisatawan di objek wisata lain di perairan WKO wilayah Kabupaten Boyolali dan Grobogan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kapal-kapal itu banyak yang menganggur di hari-hari biasa karena pengunjungnya tak begitu ramai. Warga Boyolayar yang bermatapencaharian sebagai nelayan memilih menggerakkan perahu kecil mereka untuk mencari ikan dengan cara menjala. Dari catatan Paguyuban Perahu Tirta Sari Boyolayar, ada 30 warga yang sudah mengantongi sertifikat nakhoda kapal penumpang.

Pengunjung baru banyak yang datang saat hari libur, biasanya Minggu atau hari libur nasional. Menjelang Natal dan Tahun Baru 2022, warga Boyolayar menyimpan harapan pengunjung yang datang akan membeludak, sehingga kapal-kapal itu bisa beroperasi semua.

Baca Juga: Akademisi Sahid Rancang Digital Marketing Untuk Desa Wisata Boyolayar

“Boyolayar ini memiliki banyak objek yang menjadi tujuan wisata keluarga, mulai dari dermaga, tempat selfie, warung apung, hingga menikmati pemandangan WKO dari gazebo-gazebo yang berdiri di pinggir waduk dengan angin semilir. Selain itu, ada juga wisata religi berziarah ke Makam Nyi Ageng Ngerang yang berada di tengah WKO. Posisi makam itu berada di antara tiga kabupaten, yakni Sragen, Boyolali, dan Grobogan,” jelas Darwito, Ketua Karang Taruna Ngudi Rahayu Sakti Boyolayar yang juga Ketua Paguyuban Perahu Tirta Sari Boyolayar saat berbincang dengan Solopos.com di pinggir dermaga, Kamis (16/12/2021).

Ia dan teman-temannya sudah mempromosikan Boyolayar lewat berbagai platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Youtube. Sejak pandemi Covid-19, pengunjung Desa Wisata Boyolayar turun.

Darwito praktis hanya mengandalkan pendapatan dari tarif parkir dengan pemasukan Rp60.000-Rp80.000 setiap hari Minggu. Hasil pengelolaan itu pun habis untuk biaya perawatan, yakni membeli obat pembasmi hama rumput supaya tidak tumbuh liar.

Fasilitas pendukung di Desa Wisata Boyolayar sudah memadai. Seperti gedung pertemuan dengan kapasitas 100 orang, toilet, tempat pemancingan, dan seterusnya. Bahkan ada camping ground yang biasa digunakan para siswa atau untuk pelatihan tim search and rescue (SAR).

Pemanfaatan lahannya tidak hanya sabuk hijau tetapi sudah kerja sama dengan warga pemilik lahan dengan sistem bagi hasil. “Desa Wisata Boyolayar ini sebenarnya sudah dicanangkan pada 2016 dan diresmikan dari Kabupaten Sragen pada 2018 lalu. Bahkan sudah memiliki surat keputusan Kepala Desa. Namun, jumlah pengunjung belum seperti harapan,” katanya.

Darwito menyampaikan tarif naik perahu sebenarnya tak mahal. Untuk orang dewasa hanya dikenai tarif Rp15.000 dan anak-anak Rp5.000. Tarif kapal itu pun dibuat sejak 2012 dan sampai sekarang belum berubah. Dengan tarif tersebut, pengunjung bisa menikmati naik kapal selama 20 menit dengan berkeliling WKO.

Baca Juga: Ini Dia Wilayah di Sragen yang Masuk Kawasan Kumuh, Desamu Ada Lur?

Meskipun tarif terhitung murah ternyata masih ada pengunjung yang menawar. Dari sisi keamanan, pemilik kapal sudah menyiapkan pelampung. “Dari kapasitas kapal 40 orang itu hanya diisi 25-30 orang untuk pertimbangan keamanan. Kelayakan kapal pun selalu diawasi langsung dari Dinas Perhubungan Sragen dan Solo,” ujarnya.

Para pemuda anggota Karang Taruna Tunas Muda Boyolayar juga membenahi tempat selfi Boyolayar yang terletak di lingkungan RT 027 Boyolayar agar lebih menarik.

Wakil Ketua Karang Taruna Tunas Muda Boyolayar, Sulistyono, mengatakan para pemuda berbenah untuk menyambut Natal dan Tahun Baru. Dia bersama teman-teman berharap keramaian pengunjung kembali pada momentum Nataru itu seperti keramaian yang pernah terjadi sebelum pandemi Covid-19.

Baca Juga: Awasi Kegiatan Masyarakat Selama Nataru, Polres Sragen Buat 8 Posko

“Sekarang setiap Minggu, ada 3-4 mobil pengunjung. Kami menyiapkan sarananya supaya pengunjung nyaman. Kami membuat dua warung untuk kafe. Pada akhir Desember ini akan diluncurkan ulang oleh para mahasiswa yang KKN di Boyolayar. Selain spot selfie, kami menawarkan kuliner ikan khas WKO,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya