SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama Kepala Desa Jabung Triyono meletakkan batu pertama rehab RTLH di salah satu warga miskin di wilayah Desa Jabung, Plupuh, Sragen, Rabu (13/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen merilis data terbaru tentang angka kemiskinan di kabupaten berjuluk Bumi Sukowati ini pada 13 Desember 2022 lalu. BPS menyebut jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sragen per Maret 2022 berkurang 7.770 jiwa menjadi 115.140 jiwa (12,94%) dari 122.910 jiwa (13,83%) per Maret 2021.

Terjadi pengurangan angka kemiskinan tidak sampai 1% di Sragen selama setahun. Angka tersebut menempatkan Sragen menjadi daerah di Soloraya dengan persentase kemiskinan tertinggi. Di bawahnya ada Klaten dengan angka kemiskinan 12,33%.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sukoharjo menjadi daerah di Soloraya dengan persentase kemiskinan paling kecil, yakni 7,61%. Peringkat kedua ditempati Kota Solo dengan 8,84% penduduk miskin diikuti Boyolali dengan 9,82%.

Jika ditinjau dari jumlah penduduk miskin, Sragen sedikit lebih baik ketimbang Klaten yang memiliki warga miskin 144.870 jiwa per Maret 2022. Angka tersebut menjadikan Klaten sebagai daerah dengan jumlah penduduk miskin paling banyak se Soloraya.

Sementara Kota Solo menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin paling sedikit yakni 45.940 jiwa diikuti Sukoharjo (68.720 jiwa) dan Karanganyar (88.560 jiwa). Angka-angka tersebut diperoleh Solopos.com dari rilis BPS Sragen yang dikutip dari laman resminya, sragenkab.bps.go.id, Sabtu (14/1/2023).

Pada bagian lain, garis kemiskinan di Kabupaten Sragen mengalami peningkatan sebesar 7,13 persen dalam periode yang sama. Yakni menjadi Rp389.265.

Garis kemiskinan ini menjadi indikator yang digunakan sebagai batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran kurang dari garis kemiskinan per kapita per bulan. Jadi, warga Sragen yang rata-rata pengeluarannya kurang dari Rp389.265/bulan masuk dalam kategori miskin.

Jika dibandingkan daerah lain di Soloraya, garis kemiskinan di Kabupaten Sragen merupakan yang terendah ketiga setelah Wonogiri (Rp376.763) dan Boyolali (Rp383.030). Sementara garis kemiskinan tertinggi dipegang oleh Kota Solo (Rp538.441) diikuti Klaten (Rp458.872).

Jika ditarik dalam skala yang lebih luas, yakni setingkat Provinsi Jateng, maka persentase kemiskinan Sragen berada di peringkat ke-8 dari bawah. Daerah paling tinggi persentase kemiskinannya adalah Kebumen yang di atas 16%. Sementara daerah di Jateng dengan persentase kemiskinan terendah adalah Kota Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya