SOLOPOS.COM - Progres upaya pengentasan kemiskinan Sragen. (Whisnu Paksa/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Tiga desa miskin ekstrem di Sragen dibidik menjadi sasaran program Desa Tuntas Kemiskinan (Tumis) di 2023. Salah satunya adalah Desa Bonagung di Kecamatan Tanon.

Kepala Dinas Sosiak (Dinsos) Sragen, Finuril Hidayati, mengungkapkan dua desa lainnya adalah Desa Ngargotirto di Kecamatan Sumberlawang dan Desa Bukuran di Kecamatan Kalijambe.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Kami belum melakukam asesmen untuk tiga desa itu. Yang jelas kalau dilihat dari data kemiskinan dalam DTKS [Data Terpadu Kesejahteraan Sosial] per Maret 2022, jumlah warga miskin di tiga desa itu memang cukup tinggi. Di Bukuran ada 696 keluarga miskin, Bonagung 923 keluarga, dan Ngargotirto 1.356 keluarga,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (5/1/2023).

Dia menjelaskan DTKS itu nanti masih digodok dulu dengan mengompilasi data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ektrem (P3KE).

Finuril membenarkan Desa Bonagung menjadi lokasi yang rencananya dibangun pabrik sepatu. Dia mengatakan harusnya warga di sana terbuka dengan investasi karena akan ada pemberdayaan masyarakat di sana.

“Sementara untuk program Desa Tumis di 2022 masih menunggu finishing untuk program Desa Tumis di Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo dan Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan,” jelasnya.

Kepala Desa Kadipiro, Ibnu Indratmoko, menargetkan program Desa Tumis di wilayahnya rampung pertengahan Januari 2023. Program akan akan ditutup oleh Bupati Sragen.

Semua program Desa Tumis di Kadipiro, sambungnya, sudah terealisasi seperti rehab rumah tidak layak huni (RTLH), jamban, usaha ekonomi produktif (UEP), pelatihan, dan jaminan kesehatan nasional (JKN).

“Harapannya dengan adanya Program Desa Tumis bisa mengangkat perekonomian warga . Selain itu menjadikan desa ini  ayem tentrem gemah rimpah loh jinawi,” katanya.

Program Desa Tumis itu di Kadipiro diwujudkan dengan merehab  43 unit RTLH, membangun jamban untuk 50 keluarga, bantuan ternak sebanyak 73 kambing, bantuan UEP untuk 61 usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). Selain itu ada pelatihan-pelatihan seperti pembuatan roti, servis AC, menjahit, salon, dan tukang kayu.

“Warga yang masuk dalam DTKS ada 631 keluarga sampai saat ini belum dilakukan asesmen ulang untuk menghitung angka kemiskinan di Desa kadipiro. Kalau nol kemiskinan ya enggak mungkin. Kemiskinan itu sudah kodrat saking Allah, yakni ada si kaya dan si miskin,” jelas Ibnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya