SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

WONOGIRI—Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Wonogiri, Sutikno, mengaku kaget setelah mendengar keterangan ayah korban pencabulan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sementara itu terkait dengan tuntutan penutupan sekolah, Disdik Wonogiri menytakan tuntutan penutupan SMP tak dibenarkan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya terjadi kasus pencabulan terhadap dua siswi SMP yang dilakukan 10 siswa salah satu SMP yang dikelola YPLP Wonogiri.

Kasus pencabulan itu dilakukan di SMP tersebut, pada saat jam kosong pelajaran.

“Sebelumnya, saya kira itu hanya kasus bercanda antara siswa. Tidak ada yang serius. Namun setelah mendengar kesaksian itu saya benar-benar kaget dan terpukul.  Kami akan kaji tuntutan mereka,” ujar Sutikno saat dilangsungkan mediasi di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri, Kamis (25/10/2012).

Dalam mediasi itu selain ayah korban asal Sidoharjo juga hadir pihak keluarga korban yang diwakili Ketua LSM Cahaya Hati Rakyat, Supardi. Seperti diberitakan sebelumnya, dalam mediasi itu korban menuntut agar sekolah  tersebut ditutup.

Mengenai tuntutan penutupan sekolah, Sutikno mengatakan itu memerlukan proses panjang. Masalah itu masih harus dibahas dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng. Dia menjelaskan saat ini dirinya masih fokus mengupayakan penyelesaian damai agar tidak menimbulkan trauma lebih lanjut, baik bagi korban maupun pelaku.

“Menuntut hukuman itu boleh namun perlu diingat tentang UU perlindungan anak,” ujarnya.

Pada bagian lain, Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Siswanto, mengatakan tuntutan penutupan sekolah itu tidak bisa dibenarkan. Sejak awal, pihaknya berkomitmen menyelesaikan masalah itu secara damai sehingga tidak muncul masalah lain.

”Memang kalau terus mencari-cari kesalahan pihak lain, masalah ini tidak akan selesai. Kesepakatan sebelumnya adalah jika korban sudah pindah sekolah masalah ini selesai. Nah, saat ini korban sudah pindah ke sekolah lain. Kalau kemudian pihak korban menuntut sekolah ditutup, itu sudah berlebihan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya