SOLOPOS.COM - Pemandangan kawasan Kenteng, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, dari udara, Jumat (12/1/2017). (Istimewa/Dinas Kominfo Solo)

Solopos.com, SOLO — Intervensi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam program penataan kawasan kumuh wilayah Semanggi, Pasar Kliwon, bukan tanpa ganjalan. Sebagian kawasan kumuh berstatus milik instansi pemerintah dan tanah magersari.

Seperti diinformasikan, berbagai upaya penataan kawasan kumuh dan perbaikan rumah tak layak huni di Kelurahan Semanggi sejauh ini baru bisa mengatasi 10% dari total permukiman kumuh di wilayah tersebut. Progresnya berjalan cukup lambat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Lurah Semanggi, Aris Suharto, tak memungkiri masih banyaknya kawasan kumuh di sepanjang rel kereta api dan tanggul Sungai Bengawan Solo. Lahan di sepanjang rel kereta api berstatus milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Sedangkan lahan di bantaran Sungai Bengawan Solo merupakan aset Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). “Kami tidak bisa mengintervensi lebih dalam. Tak berani karena status kepemilikan lahan. Hunian di kawasan kumuh bukan berstatus milik pribadi melainkan instansi lain,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (18/7/2022).

Lantaran status lahan kawasan kumuh di Semanggi, Solo, itu milik instansi lain, pemerintah tak memiliki wewenang untuk mengambil langkah konkret. Apabila hal itu dipaksakan bisa menabrak aturan. Karena itu, persoalan kawasan kumuh tak bisa terselesaikan sejak puluhan tahun lalu.

Baca Juga: Saking Banyaknya, Penataan Kawasan Kumuh Semanggi Solo Baru Sentuh 10%

Kawasan Terpadat

Kondisi ini diperparah dengan padatnya permukiman penduduk di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon. “Wilayah Pasar Kliwon merupakan kawasan terpadat penduduk tidak hanya di Kota Solo melainkan Jawa Tengah,” ujarnya.

Aris menggambarkan kondisi kawasan kumuh di Kelurahan Semanggi, Solo. Tidak ada lagi lahan kosong di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon khususnya Kelurahan Semanggi.

Hampir seluruh wilayah Semanggi diisi deretan rumah penduduk, rumah toko (ruko), dan gedung-gedung pemerintah. Rumah penduduk saling berimpitan di sepanjang rel kereta api dan tanggul sungai.

Baca Juga: Kecamatan Terpadat Di Solo, Per Km2 Dihuni 16.000 Jiwa, Ini Lokasinya

“Kalau di kawasan kumuh, tak ada lagi teras rumah. Membuka pintu langsung berhadapan dengan rumah milik orang lain,” ujarnya. Seorang warga Kelurahan Semanggi, Anwar, mengatakan dinamika masyarakat di Pasar Kliwon tinggi yang dipengaruhi kepadatan penduduk.

Hal ini juga berpotensi memicu konflik sosial antarkelompok masyarakat. Apalagi, masyarakat di Pasar Kliwon memiliki latar belakang pekerjaan dan pendidikan yang beragam.

Hal ini menjadi salah satu karakteristik masyarakat di Pasar Kliwon dibanding kecamatan lain di Kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya