SOLOPOS.COM - Suasana kawasan Alun-alun Klaten dari sisi tepi Jl Pemuda, Senin (21/3/2022). Pemkab berencana menata kawasan alun-alun tahun ini. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Pemkab Klaten memastikan sosialisasi kepada pedagang kaki lima (PKL) Alun-alun Klaten ihwal rencana penataan serta relokasi pedagang terus dilakukan. Sosialisasi dilakukan melalui Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten.

“Teman-teman dari DKUKMP sudah ada sosilaisasi. Tinggal nanti untuk persiapan lokasi baru. Prinsipnya sosialisasi terus dilakukan. Hanya, mungkin memang perlu berkesinambungan,” kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, saat ditemui di Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, Rabu (13/4/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Jajang menjelaskan rencana penataan alun-alun tersebut sudah direncanakan dan bergulir sejak lama. Penataan dilakukan untuk mengembalikan fungsi utama Alun-alun Klaten sebagai ruang publik.

Baca Juga: Jelang Relokasi, PKL Alun-alun Klaten Belum Peroleh Sosialisasi

“Sekarang alun-alun faktanya semrawut. Harapan kami dengan menata PKL kuliner di Jl. Bali dan mainan di Rawa Jombor biar semua semakin baik termasuk fungsi alun-alun untuk masyarakat. Ya dikembalikan fungsi utama alun-alun sebagai ruang publik. Harapan saya bersama-sama berpikir untuk kebaikan. Niat kami baik, ditata biar semakin baik dan semakin nyaman,” urai dia.

Disinggung usulan pedagang jika memang harus dipindah ditempatkan pada satu lokasi, Jajang menjelaskan selama ada tempat yang memungkinkan tidak jadi soal. Dia mengatakan Pemkab menyiapkan lokasi pemindahan di Jl. Bali untuk pedagang kuliner dan kawasan Taman Nyi Ageng Rakit Rawa Jombor untuk wahana permainan tak asal memilih.

“Kami sudah berupaya mengembangkan berbagai potensi di wilayah. Kenapa wahana mainan kami geser ke Rawa Jombor? Karena di sana sangat potensial [setelah ada penataan Rawa Jombor]. Dengan harapan usaha mereka akan semakin bagus,” kata Jajang.

Baca Juga: Pemkab Tata Ulang Alun-alun Klaten, PKL Mulai Cabut PascaLebaran?

Fasilitas Pelengkap

Jajang menjelaskan Alun-alun steril dari PKL bukan untuk menyingkirkan para pedagang. Sterilisasi alun-alun dari PKL untuk mengembalikan fungsi alun-alun sebagai ruang publik. Jajang memastikan pada lokasi jualan yang baru, Pemkab bakal menyiapkan fasilitas pelengkap untuk membikin nyaman dan menarik pengunjung berdatangan.

“Kebijakan itu dibuat untuk hal yang baik. Jadi sama-sama. Pemerintah sudah membuat kebijakan harapannya pedagang mendukung. Kalaupun ada yang kurang, berikan masukan,” kata Jajang.

Sebagai informasi, Pemkab menggulirkan program penataan alun-alun mulai tahun ini. Alokasi anggaran proyek penataan itu dari APBD Klaten sekitar Rp9 miliar. Proyek penataan diantaranya penggantian lantai di sekeliling alun-alun.

Baca Juga: Direlokasi, Pedagang Kuliner dan Mainan di Klaten Berpisah Selamanya?

Penambahan fasilitas lapangan basket 3 on 3. Arena bermain anak-anak, air mancur, serta gapura pada sisi depan dan belakang alun-alun. Luas alun-alun Klaten sekitar 1,3 hektare (ha). Seiring bergulirnya proyek penataan tersebut, PKL alun-alun bakal dipindah. Pemindahan pedagang direncanakan dilakukan setelah Lebaran.

Ketua Paguyuban PKL Sekar Manunggal Alun-alun Klaten, Agus Sumanto, berharap segera ada komunikasi dari pemkab dengan perwakilan pedagang. Hingga kini pedagang belum mendapatkan penjelasan detail soal rencana proyek pembangunan terutama lokasi yang bakal digunakan untuk pemindahan pedagang.

“Pedagang resah karena belum ada kepastian lokasi dan sosialisasi. Ayo dikomunikasikan,” kata Agus saat ditemui di Alun-alun Klaten, Senin (11/4/2022) sore.

Baca Juga: Kelak, Ini Hasil Penataan di Alun-alun Klaten

Agus menjelaskan secara umum pedagang bersedia dipindah dengan catatan mereka diizinkan berjualan lagi di alun-alun. Jika harus dipindah, pedagang meminta proses pemindahan tak dilakukan asal-asalan.

Lokasi yang digunakan untuk relokasi berada pada tempat yang tepat dan bisa menampung seluruh pedagang. Selain itu, fasilitas pelengkap seperti ketersediaan toilet, listrik, serta air perlu dipikirkan sejak awal sebelum pedagang dipindah.

Di Alun-alun Klaten ada sekitar 400 pedagang yang saban hari berjualan. Mereka terdiri dari pedagang kuliner, aksesori, hingga wahana permainan.

“Paguyuban berharap relokasi pedagang tak dilakukan pada lokasi yang berbeda-beda. Antara pedagang kuliner, aksesori, maupun wahana permainan selama ini saling berkaitan dan mendukung perekonomian antara satu dengan yang lainnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya