SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak yatim piatu. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mencatat 300-an anak menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu akibat kehilangan orang tua yang meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Solo, Yuhanes Pramono, mengatakan berdasarkan hasil pendataan sejak kejadian luar biasa (KLB) ditetapkan pada Maret 2020, jumlah anak yang kehilangan orang tua mencapai 395 anak.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Setelah dilakukan verifikasi hingga tingkat RT, jumlah anak yang datanya valid adalah 322 anak. “Sisanya masih kami verifikasi lagi, kami teliti lagi. Jumlah itu sejak Maret 2020 hingga Juli 2021, sehingga yang masuk data setelah tanggal itu belum kami verifikasi,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (22/8/2021).

Baca Juga: Dapat Kejutan Ultah ke-73, Begini Pesan Mendalam Dalang Ki Anom Suroto

Yuhanes menyampaikan pendataan anak yatim, piatu, dan yatim piatu akibat Covid-19 dilakukan bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPA PM), Dinas Kesehatan Kota (DKK), Dinas Pendidikan (Disdik), dan Dinas Sosial (Dinsos).

Bantuan Pendidikan

“Sisa anak yang belum diverifikasi masih akan kami lakukan pendalaman lagi apakah karena ada suatu hal, apakah memang bukan penduduk Kota Solo. Atau apakah memang memasukkan NIK-nya keliru satu angka kan mempengaruhi. Tetap kami verifikasi,” jelasnya.

Baca Juga: Sosok Dua Putra Mangkunagoro IX: Paundra Berjiwa Seni, Bhre Tertarik Hukum

Verifikasi data sudah dilaporkan kepada Wali Kota dan Sekda untuk tindak lanjut berikutnya. Bantuan pendidikan maupun sejenisnya bakal dilakukan terintegrasi. Misalnya, melalui program Pemkot, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maupun pusat.

Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan pendataan anak yang menjadi yatim piatu karena Covid-19  bakal terus dilalukan. Pendataan itu untuk keperluan bantuan pendidikan.

Baca Juga: Megawati Nangis Jokowi Dihina, Gibran Malah Santai

“Kami sisir, karena mereka yang kehilangan keluarga biasanya akan mengurus Kartu Keluarga [KK] baru jadi kelihatan bagaimana struktur keluarganya. Mereka juga harus mengurus kartu identitas anak [KIA] lalu masuk pendataan penerima Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo [BPMKS]. Ya, utamanya pendidikan mereka agar bisa berlanjut,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya