SOLOPOS.COM - Kepala Dinsos Sragen, Finuril Hidayati, menjelaskan tentang terobosan desa tumis saat di UPTPK Sragen, Senin (27/6/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Setelah berhasil mengentaskan Desa Jabung di Kecamatan Plupuh,dari kemiskinan, Pemkab Sragen kini fokus melakukan hal yang sama di Desa Kadipiro di Kecamatan Sambirejo dan Desa Cemeng di Kecamatan Sambungmacan. Untuk program tuntas kemiskinan (tumis) di dua desa itu, Pemkab mengalokasikan anggaran Rp3 miliar dari APBD Perubahan 2022.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, pola pengentasan kemiskinan di Kadipiro dan Cemeng akan serupa dengan yang dilakukan di Jabung. Di Jabung, program Tumis menelan sampai Rp2 miliar yang bersumber dari non-APBD. Melainkan dari sejumlah lembaga zakat dan lainnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kebutuhan anggarannya tergantung pada jumlah penduduknya. Sepertinya untuk Cemeng dan Kadipiro ini lebih gede daripada Jabung dan ditargetkan tahun ini selesai,” ujar Yuni, sapaan Bupati, saat ditemui Solopos.com, Jumat (7/10/2022) lalu.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Finuril Hidayati, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (8/10/2022), menerangkan pihaknya sudah melakukan asesmen pada Desa Kadipiro dan Cemeng. Hasil asesmen diserahkan ke sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk dilakukan asesmen lanjutan. Tujuannya untuk memetakan kebutuhan keluarga miskin di masing-masing desa beserta alokasi anggarannya.

Baca Juga: Transformasi Jabung, Salah Satu Desa Termiskin di Sragen yang Kini Naik Kelas

“Kalau untuk floating dari APBD Perubahan 2022 untuk dua desa itu Rp3 miliar. Kalau tidak cukup akan dibantu dari Bank Jateng. Prinsipnya Program Tumis ini satu desa dikeroyok ramai-ramai untuk pengentasan kemiskinannya. Asemen awal sudah dilakukan di 20 kecamatan dengan dana Matra Rp250 juta,” ujarnya.

Asesmen lanjutan dilakukan oleh OPD terkait, seperti Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag), dan Dinas Tenaga Kerja (Dinasker). Kemudian Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Pertanahan dan Tata Ruang (Disperkimtaru), dan lainnya.

Dia menjelaskan jumlah penduduk Kadipiro awalnya ada 2.014 jiwa berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) per Maret 2022. Setelah diverifikasi, ada 1.809 jiwa yang masuk keluarga tidak mampu, 162 jiwa masuk keluarga mampu, meninggal dunia 30 orang, pindah alamat sembilan orang, dan tidak ditemukan tiga orang. Sementara total jumlah keluarganya ada 594.

Baca Juga: Dipancing Rp17,5 Juta, Bisa Keluar Rp35 Juta untuk Rehab RTLH di Sragen

“Dari analisis usulan ditemukan ada 443 keluarga yang menjadi sasaran Program Tumis dengan intervensi berupa rumah tidak layak huni (RTLH), jambanisasi, dan sambungan listrik. Kemudian ada bantuan pendidikan, jatah hidup, usaha ekonomi produktif, pelatihan, dan penempatan kerja yang sasarannya masih menunggu assemen lanjutan,” ujarnya.

Di Desa Cemeng, jelas dia, data awal ada 623 keluarga tetapi yang diusulkan sebagai sasaran program tumis sebanyak 529 keluarga. Bentuk  intervensi yang akan dilakukan sama dengan di Kadipiro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya