Solopos.com, SRAGEN — Keluarga Danang Rusbiyanto, 24, warga Gumantar, RT 008/RW 004, Pelemgadung, Sragen yang meninggal dunia setelah menjadi korban penganiayaan di Kadipiro, Solo, memasrahkan seluruh penegakan hukum kepada polisi.
Hal tersebut disampaikan Bambang, ayah Danang yang ditemui wartawan di rumahnya, Senin (25/8/2014). “Namanya sudah meninggal, saya doakan semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan. Soal penegakan hukum, silakan tegakkan saja. Kalau saya banyak menuntut berarti saya punya rasa dendam,” tuturnya.
Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik
Seperti diberitakan Solopos.com, pembantaian terhadap Danang dan seorang kawannya terjadi di Jl. Kalingga Utara, Kampung Kadipiro, RT 008/RW 004, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Danang Rusbyantoro, 24, tercatat sebagai mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, sedangkan kawannya, Arga Ganendra Patra Mahadi, 24, mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jogja.
Danang Rusbyantoro adalah warga Gumantar RT 008/RW 004, Pelemgadung, Karangmalang, Sragen. Ia ditemukan warga tersungkur di tanah dengan dua luka bacok di punggung, satu luka bacok di kepala, dan dua luka tusuk di dada. Nyawanya melayang, diduga karena kehabisan darah.
Sedangkan Arga Ganendra Patra Mahadi adalah warga Plumbungan Indah RT 028/RW 008, Karangmalang, Sragen. Ia terluka parah di tangan kiri sehingga harus dirawat di RS Brayat Minulya. Tangan pemuda itu hampir putus diduga akibat ditebas senjata tajam.
Danang Rusbyantoro sebagaimana dikatakan Bambang, dikenal cukup pendiam oleh pihak keluarga. Mahasiswa Semester IX Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo yang pernah aktif pada kegiatan pencak silat di salah satu perguruan silat di Sragen itu mestinya seminar proposal, Senin (26/8/2014).
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
