SOLOPOS.COM - Dua pemain naturalisasi asal Belanda, Thom Haye (kiri) dan Jay Idzes, duduk di tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (29/12/2023). (pssi.org)

Peningkatan prestasi tim nasional sepak bola senior Indonesia mendapat pujian dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Pada 15 Februari 2024, Indonesia masih berada di peringkat ke-142.

Pada ranking  terbaru FIFA per 4 April 2024, peringkat Indonesia melonjak delapan tingkat ke posisi ke-134. Dalam laman FIFA tim nasional sepak bola Indonesia disebut menjadi tim dengan peningkatan peringkat dan poin terbesar dalam periode Februari-April 2024.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Presiden FIFA Gianni Infantino pernah menyebut Indonesia bisa menjadi salah satu negara terkemuka urusan sepak bola, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di kawasan Asia dan dunia.

Pencapaian Indonesia dalam perbaikan peringkat FIFA tersebut tak lepas dari langkah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menggulirkan program naturalisasi. Program naturalisasi pemain oleh PSSI tersebut bisa disebut tepat sasaran dan tepat guna.

Walakin, tanpa mengesampingkan peran krusial pelatih tim nasional Indonesia, membentuk skuad dengan pemain naturalisasi ibarat mengumpulkan kepingan pemain yang sudah jadi untuk kemudian disusun menjadi tim sesuai kebutuhan pelatih.

Para pemain naturalisasi tersebut dididik dan ditempa oleh akademi sepak bola di luar negeri tempat mereka berdomisili. Skuad naturalisasi tidak mencerminkan hasil pembinaan sepak bola di dalam negeri.

Program instan yang dijalankan PSSI tersebut harus diakui memberikan dampak positif bagi tim nasional Indonesia dari sisi perbaikan posisi di peringkat FIFA dan segi kualitas permainan tim.

Ketika menyaksikan pertandingan tim nasional senior Indonesia yang mengandalkan banyak pemain naturalisasi, kita serasa disuguhi permainan sepak bola ala Eropa.

Para pemain naturalisasi tersebut adalah bagian dari klub-klub yang berkiprah di berbagai liga sepak bola di Benua Biru. Ketika tim nasional Indonesia U-23 tampil kali pertama di penyisihan grup putaran final Piala Asia U-23, Senin (15/4/2024) malam WIB, skuad Garuda Muda memberikan perlawanan sengit kepada tuan rumah Qatar.

Tim nasional Indonesia U-23 sebagian besar pemain lokal dan beberapa pemain naturalisasi. Perpaduan tersebut menjadi bukti produk lokal dan luar negeri bisa berjalan serasi membentuk kekuatan tangguh untuk bersaing di level Asia.

Sampai kapan tim nasional Indonesia akan bergantung pada skuad naturalisasi? Tentu saja tak selamanya PSSI harus mengandalkan skuad hasil naturalisasi. Efek baik naturalisasi pemain tak boleh melenakan PSSI dari kewajiban membina pemain-pemain lokal.

Negeri ini pasti kaya generasi muda sepak bola yang apabila menjalani pelatihan intensif dan kompetisi yang berkualitas akan menunjukkan kemampuan kelas internasional.

Pemain naturalisasi bisa menjadi “bahan ajar” bagi para pemain lokal berusia muda untuk menimba ilmu sepak bola secara baik dan benar dari sisi teknik bermain dan profesionalitas.

Bagi pemerintah, khususnya PSSI, program naturalisasi seharusnya jadi pijakan untuk mengelola aset dalam negeri ini sehingga tim nasional Indonesia bisa bersaing di kancah sepak bola dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya