SOLOPOS.COM - Aktivitas jual beli bahan pokok di Pasar Legi Solo, Kamis (11/11/2021). (Solopos/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang Pasar Legi Solo mengaku waswas dan khawatir dengan terus naiknya harga bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan telur belakangan ini. Mereka waswas harga tersebut bakal terus naik sampai momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional Solo mulai terasa sejak sepekan lalu. Khususnya minyak goreng yang tembus angka Rp20.000 per liter serta telur yang mencapai Rp25.000 per kilogram.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bahan makanan lainnya seperti bumbu dapur, beras, dan tepung harganya cenderung stabil. Namun, pedagang dan masyarakat khawatir harga bahan pokok ini ikut naik jelang perayaan Natal dan Tahun Baru ke depan.

Salah satu pedagang kelontong di Pasar Legi Solo, Nina Wahyuningsih, sampai hafal dengan pola kenaikan harga bahan pokok jelang akhir tahun. Seingatnya beberapa barang seperti minyak, telur, dan beras harganya pasti naik pada November hingga Desember.

Baca Juga: Ganti Rugi Rel Layang Joglo Solo Cair, Warga Datang Sendiri Bawa KTP

Kemudian harga akan melandai pada Januari. Padahal awalnya ia mengira pada masa pandemi Covid-19 pola kenaikan harga berbubah dari biasanya. Nina mengungkapkan sebulan lalu harga minyak goreng dan telur sempat naik.

Pasokan Aman

Kala itu warga mengeluh karena harga telur yang biasanya sekilo Rp16.000/kg, naik menjadi Rp18.000/kg. Sementara harga minyak goreng juga ikut naik jadi Rp18.000 per liter.

Nina kaget hari ini harga telur terus merangkak sampai tembus Rp25.000/kg sementara minyak goreng menjadi Rp19.000/kg. “Kenaikan seminggu [sepekan terakhir]. Khawatir juga sih kalau dilanjutkan nanti malah jadi makin tinggi banget harganya,” terang Nina.

Pedagang lain, Rudi Setiawan, juga merasakan kekhawatiran yang sama. Seingatnya kenaikan harga bahan pokok di Solo terjadi sepekan terakhir. Kendati demikian, pasokan bahan pangan ke pedagang besar tetap aman.

Baca Juga: Kasus Menwa UNS Solo, Polisi Sebut Tersangka Bisa Bertambah

Rudi mengakui jumlah pembeli di kiosnya berkurang semenjak ada kenaikan harga. Akibatnya omzetnya juga menurun. Biasanya bisa menjual sebanyak 15 kilogram telur atau 10 liter minyak per hari.

Kondisi Ekonomi

Sementara sepekan terakhir penjualannya turun drastis hanya 3 liter minyak goreng dan 5 kg telur per hari. “Mungkin karena mahal jadi banyak yang belanjanya sedikit-sedikit,” terangnya.

Warga Solo yang biasa belanja di Pasar Legi, Ayunda, 32, mengeluhkan ketidaskstabilan harga bahan pokok menjelang akhir tahun ini. Padahal kondisi ekonomi sekarang ini belum sepenuhnya pulih.

Baca Juga: Kampung Dekat Balai Kota Solo Ini Dulunya Kandang Satwa Buruan Raja Lho

Tetapi, bahan pangan utama terus mengalami kenaikan. Telur di warung dekat rumahnya sekarang ini bahkan mencapai Rp25.000/kg. Ayunda berharap pemerintah segera membuat kebijakan yang bisa menekan kenaikan harga tersebut.

Jika dibiarkan, masyarakat kecil makin tertindas mengingat itu semua merupakan kebutuhan pokok mereka. “Apalagi nanti pas Nataru, pasti banyak yang makin mahal. Ya semoga segera ada kebijakan. Minyak dan telur ini kan kebutuhan utama warga,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya