SOLOPOS.COM - Seorang pengendara motor melintas di perkampungan di belakang Kantor Pos Solo di Kelurahan Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (11/11/2021) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Kawasan perkampungan belakang Kantor Pos dan Balai Kota Solo yang secara administrasi kini bernama Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, ternyata dulu bernama Krapyak. Sebelum menjadi perkampungan pada seperti sekarang, wilayah ini dulunya merupakan tempat untuk menaruh satwa hasil perburuan Raja Keraton Solo.

Di tempat tersebut terdapat aneka satwa hasil perburuan raja di hutan. Pembuatan Krapyak atau kandang satwa hasil perburuan dilakukan semasa Paku Buwono II. Sebab ia saat itu mempunyai hobi atau kesenangan berburu satwa liar di hutan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejarawan Solo yang juga Dosen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, mengungkapkan hal tersebut saat dihubungi Solopos.com, Rabu (10/11/2021) petang.

“Jadi dulu Keraton Solo pindah itu, Raja yang pindah juga membawa hobi atau kesenangannya. Salah satunya berburu. Dalam proses berburu itu, raja dan keluarganya kan dapat satwa, nah hewan-hewan ini ditaruh di Krapyak,” terangnya Founder Solo Societeit itu.

Baca Juga: Biaya Masuk Sekolah PAUD di Soloraya, Segini Dana yang Harus Disiapkan

Heri mengaku mendapat informasi tersebut dari peta lama dan koran Darmo Kondo di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Di situ disebutkan Kampung Krapyak yang dulu merupakan kandang satwa. Lokasi kandang Krapyak berada di belakang Kantor Pos Solo yang juga tak jauh dari Balai Kota Solo.

Jumlah Satwa

Nama Kampung Krapyak diambil atau merujuk kepada tempat atau kandang yang digunakan untuk menaruh satwa hasil buruan Raja. Nama Krapyak tetap dipakai masyarakat sekitar untuk menyebut tempat yang dulunya merupakan kandang satwa.

Ditanya jumlah satwa hasil buruan Raja yang ditempatkan di Krapyak, menurut Heri, tidak begitu banyak. “Tak sampai banyak banget, puluhan ekor. Walau gemar berburu, Raja juga memerintahkan budidaya satwa di hutan,” katanya.

Baca Juga: Kerja Sama Solo-Jogja Awal Pemberdayaan Segitiga Emas Joglosemar

Keberadaan kandang Krapyak bertahan cukup lama. Baru pada era Paku Buwono X keberadaan kandang Krapyak sudah tak ada. Kawasan Krapyak berubah menjadi perkampungan. Hal itu juga merujuk Koran Darmo Kondo.

“Pada era Paku Buwono X kawasan kandang Krapyak sudah menjadi kampung, tidak lagi kandang. Kasusnya sama seperti Gajahan, dulu kan kandang gajah. Makanya wilayah itu menjadi Kampung Gajahan,” tambahnya.

Ditanya apakah kawasan kandang Krapyak mencapai lokasi yang kini menjadi Balai Kota Solo, menurut Heri, tidak. Sebab dulu terdapat Kantor Residen di lokasi tersebut. ”Tidak termasuk Balai Kota Solo. Itu Kantor Residen dulunya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya