SOLOPOS.COM - Yusuf Mansur bersama istri menunjukkan sertifikat dari MUI untuk Paytren. (Istimewa/Instagram)

Solopos.com, JAKARTA — Langkah Ustaz Yusuf Mansur menjual seluruh saham PT Paytren Asset Management (PAM) mendapat sorotan tajam dari warganet.

Sebagian besar warganet menilai penjualan perusahaan yang bergerak di bidang reksadana itu dikarenakan pengelolaannya yang tidak profesional.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Ditargetkan bisa mengelola dana umat hingga Rp3 triliun di awal pendiriannya pada 2018, PT PAM justru kini terpuruk.

Dana Kelolaan Paytren Asset Management per Februari 2022 tercatat hanya Rp 1,61 miliar, turun drastis dari Januari 2022 sebesar Rp 2,9 miliar. Pada akhir 2021 dana kelolaan PT PAM masih berkisar di angka Rp13 miliar.

Baca Juga: Jual Paytren, Yusuf Mansur Dituding Lepas Tanggung Jawab Gaji Karyawan

PT PAM mencatatkan angka tertinggi dana kelolaan di angka Oktober 2019 sebesar Rp 33,9 miliar.

Kanal Youtube Bisniscom mengunggah berita tentang penjualan PT PAM berjudul Yusuf Mansur Angkat Kaki dari Paytren? dan mendapatkan tanggapan tajam dari puluhan warganet.

Pengamatan Solopos.com, Rabu (23/3/2022) hingga pukul 23.30 WIB seluruh komentar menyebut bisnis Yusuf Mansur di ambang kehancuran.

Berikut sebagian komentar warganet di kanal Youtube Bisniscom:

“Wajarlah hancur kalau memang di dalam suatu bisnis itu modalnya ada terindikasi uang amal jariyah. Benar orang-orang yang bersedekah tidak tahu kalau sedekah mereka diputar dalam dunia bisnis tetapi Allah Jalla Jallalluhu sesungguhnya Maha Melihat lagi Maha Mengetahui,” tulis akun @wongndeso.

Baca Juga: Yusuf Mansur Jual Seluruh Saham Paytren Asset Management, Ada Apakah?

Senada, akun @Hartatik Kalil menyebut semua usaha yang dihasilkan dengan cara yang tidak benar akan membawa ketidakberkahan. “Pasti HANCUR.. gak berkah. Semua usahanya atas izin ALLAH akan hancur karena curang dan tidak ada kejujuran,” tulisnya.

Akun @Lila Rahmatullah2017 bahkan memprediksi beberapa usaha lainnya milik Yusuf Mansur yang dikelola secara tidak profesional juga akan tumbang.

“Usahanya tidak berkah, kita tunggu saja, usaha-usaha lainnya pasti hancur juga. Niatnya buruk, Allah hancurnya usahanya,” tulisnya.

Akun @murniati mengomentari PT PAM dikelola secara tidak profesional. Hal itulah yang membuat bisnis tersebut tumbang lebih awal.

“Ya karena pengelolaannya nggak bener, apalagi banyak kasus, nggak berkah,” komentarnya.

Baca Juga: Tim Yusuf Mansur Mangkir dari Persidangan di PN Jaksel

Akun @supriyanto menyoroti kiprah Yusuf Mansur yang disebutnya sebagai ulama yang menyeru kepada keduniaan. Hal itu menurutnya tidak baik bagi syiar agama Islam.

“Di negara kita banyak ulama duniawi, jarang sekali yang memisahkn agama sama dunia, ujung-ujungnya bisnis. Jamaah dimanfaatkan buat memperkaya diri sendiri. #cape dech,” tulisnya.

Tentang ketidakprofesionalan PT PAM juga dinilai sebagai penyebab utama bisnis perusahaan yang awalnya digemborkan untuk “membeli Indonesia” itu jatuh terpuruk.

“Impian: Dengan Paytren ucup mau beli Indonesia. Kenyataan: dana kelolaan Rp1,6 miliar, buat beli ruko aja pas-pasanan,” tulis akun @alan basyier.

Baca Juga: Dinilai Menistakan Ajaran Islam, Yusuf Mansur Diimbau Berhenti Ceramah

Akun @Jalan Lurus menyoroti pernyataan Yusuf Mansur di sejumlah media beberapa waktu lalu yang menyatakan Paytren segera mendapatkan initial public offering (IPO) dengan menawarkan saham secara umum ke publik. Ucapan tersebut kini tidak terbukti.

“Boro-boro IPO yang digembor-gemborkan Pak Jam’an waktu diwawancara. Dana kelolaan aja merosot tajam, member banyak yang kecewa dengan Paytren dari faktor internal externalnya,” tulisnya.

Seperti diberitakan, Ustaz Yusuf Mansur menjual seluruh saham PT PAM. Yusuf Mansur tinggal mengurusi Paytren e-money di bawah PT Veritra Sentosa Internasional (VSI) yang kini sedang didera masalah lantaran banyak karyawannya yang belum digaji. Sejumlah member juga mempersoalkan Paytren karena dana di akun lisensi mereka tidak bisa dicairkan.

“Direksi perseroan dengan ini mengumumkan bahwa 100 persen saham perseroan yang telah diterbitkan dan dimiliki oleh Pemegang Saham akan dibeli oleh pihak lain,” tulis manajemen PAM dalam pengumumannya yang dikutip Solopos.com dari Bisnis, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga: Cerita Karyawan Paytren Yusuf Mansur Tuntut Gaji 20 Bulan

Padahal di awal pembentukan PT Paytren Asset Management Yusuf Mansur menargetkan meraup dana publik hingga Rp3 triliun. Setelah pelepasan ini, maka PAM akan dikendalikan pihak ketiga dan mengakibatkan perubahan pemegang saham.

“Adapun pelaksanaan jual beli tersebut hanya akan dilakukan setelah diperolehnya persetujuan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tulis Direksi PAM.

Direktur Utama Paytren AM, Ayu Widuri, menyampaikan, tujuan aksi korporasi tersebut adalah mendapatkan partner strategis dalam pengembangan PT PAM sebagai Manajer Investasi Syariah pertama di Indonesia. Menurutnya, sudah ada calon investor yang akan bergabung.

“Sudah ada calon pembeli, saat ini dalam proses perizinan,” kata Ayu sembari menegaskan selama proses penjualan saham, operasional perusahaan berjalan dengan normal.

Baca Juga: Gandeng Pengacara, 10 Eks Karyawan Paytren Gugat Yusuf Mansur

Berdasarkan informasi, Dana Kelolaan Paytren Asset Management per Februari 2022 tercatat sekitar Rp 1,61 miliar, turun drastis dari Januari 2022 sebesar Rp 2,9 miliar. Pada akhir 2021 dana kelolaan PT PAM masih berkisar di angka Rp13 miliar.

PAM semula memiliki tiga produk yakni PAM Syariah Saham Dana Falah, PAM Syariah Likuid Dana Safa, dan PAM Syariah Campuran Dana Daqu. Kini produk yang tersisa adalah PAM Syariah Likuid Dana Safa yang merupakan jenis reksa dana pasar uang.

Puncak dana kelolaan tertinggi Paytren AM ada pada Oktober 2019 sebesar Rp 33,9 miliar. Paytren AM merupakan satu-satunya perusahaan manajer investasi yang bergerak dengan basis syariah dan berdiri sejak 24 Oktober 2017.

Baca Juga: Paytren Pengumpul ZIS Terbaik, Yusuf Mansur: Alhamdulillaah

Sejak resmi mendapatkan izin sebagai perusahaan pengelola investasi syariah, PAM merupakan Manajer Investasi syariah pertama di Indonesia sebagai implementasi dari rencana OJK memperluas pasar modal syariah Indonesia.

Seperti diketahui, Yusuf Mansur memiliki PT PAM di bidang reksadana dan PT VSI yang membawahi e-money Paytren. E-money Patren kini sedang menghadapi banyak masalah.

Selain digugat karyawannya yang belum digaji lebih dari setahun, sejumlah member alat bayar digital itu juga mengeluh lantaran deposit uang mereka tidak bisa dicairkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya